Allah swt berfirman:
Sakratul maut pasti datang. Itulah yang kamu selalu lari darinya. (Qaaf/50: 19)
Sertiap manusia pasti melewati pintu Sakratul maut sebelum ia
memasuki alam Barzakh. Sakratul adalah jalan terjal pertama yang harus
dilalui oleh setiap manusia. Pada jalan terjal ini, kebanyakan manusia
akan menghadapi banyak
siksaan dan penderitaan. Antara lain:
Pertama: Rasa sakit yang maha dahsyat, yang tak ada
tandingannya di dunia, saat lisan terkunci, tak mampu mengungkapkan apa
yang dialaminya dan dideritanya, saat semua daya dan kekuatan keluar
dari jasadnya.
Kedua: Penderitaan karena tangisan keluarga,
perpisahan dengan mereka, dan rasa duka yang sangat dalam karena akan
berpisah selamanya dengan anak-anaknya.
Ketiga: kesedihan yang sangat dalam karena akan
berpisah dengan harta, rumah, dan segala yang dimilikinya.
Padahal dalam
memperolehnya ia harus menghabiskan umurnya. Bahkan ia harus melakukan
banyak kezaliman dan perampasan hak orang lain, selain itu hak-hak
syariat dalam hartanya belum sempat ia keluarkan. Dalam keadaan yang
seperti itu ia harus mengakhiri hidupnya, sementara jalan untuk
melakukan perbaikan sudah tertutup. Kondisi seperti inilah yang
diungkapkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa):
“Ia mengenang hartanya dan saat mengumpulkannya, bersembunyi dalam
mendapatkan dan mengambilnya dari tempat yang terang. Ketidakjelasan
status hartanya mengharuskan kelelahan dalam mengumpulkannya. Ia
mengamati perpisahan dengan hartanya yang akan ditinggalkan pada
keturunannya yang akan menikmatinya, hartanya menjadi kesenangan bagi
orang lain dan beban atas dirinya.”(Biharul Anwar 6: 163)
Keempat: Penderitaan karena ia menyaksikan dengan
jelas hal-hal yang menakutkan di alam lain, bukan di alam dunia. Saat
itulah, saat sakratul maut tiba padangan matanya sangat tajam sehingga
ia mampu melihat segala sesuatu yang belum pernah ia disaksikan
sebelumnya. Allah swt berfirman:
“Kami singkapkan darimu tirai yang menutupi matamu, sehingga penglihatanmu pada hari itu sangat tajam.” (Qaaf/50: 22).
Saat itulah ia melihat Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa),
menyaksikan malaikat datang ke sisinya, malaikat pembawa rahmat dan
malaikat pembawa azab. Mereka datang
untuk menyaksikan hukum yang akan ditetapkan padanya dan ketentuan yang harus ia terima.
Kelima: Iblis dan sahabat-sahabatnya berkumpul di
dekatnya untuk menjerumuskannya ke dalam keraguan. Mereka berusaha keras
untuk mencabut keimanannya agar ia keluar dari dunia tanpa keimanan.
Keenam: ketakutan yang luar biasa akan kehadiran
malaikat maut; dalam wujud apa dan bagaimana malaikat itu datang
padanya, dan bagaimana cara ia mencabut ruhnya.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Saat sakratul maut tiba berhimpunlah padanya segala hal yang
menyakitkan, sehingga tak dapat disifati dengan apa yang akan terjadi
padanya.” (Biharul Anwar 73: 109)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) mengadukan rasa sakit matanya kepada
Rasulullah saw. Ketika ia berteriak, Rasulullah saw menengoknya.
Kemudian Rasulullah saw bertanya: mengapa mengaduh, karena rasa sakit?
Imam Ali (sa) berkata: “Ya Rasulallah, tidak pernah aku merasakan sakit
yang lebih darinya. Rasulullah saw bersabda: Wahai Ali, ketika
malaikat maut datang untuk mencabut ruh orang kafir, ia datang dengan
membawa alat pemanggang dari neraka, kemudian mencabut ruhnya, ia
menjerit kesakitan seperti siksaan neraka jahannam. Kemudian Imam Ali
(sa) duduk dan berkata: Ya Rasulallah, merenungi sabdamu melupakan aku
pada rasa sakitku. Lalu Imam Ali (sa) berkata: Apakah hal itu akan
menimpa juga kepada sebagian ummatmu? Rasulullah saw menjawab: Ya,
hakim yang tidak adil, orang yang makan harta anak yatim dengan zalim,
dan saksi yang berdusta.” (Biharul Anwar 6: 170)
Amalan untuk memperoleh kemudahan sakratul maut
Pertama: Silaturrahim
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:
“Barangsiapa yang ingin dimudahkan sakratul mautnya, maka hendaknya ia
bersilaturrahim kepada keluarganya, dan berbakti kepada kedua orang
tuanya. Jika ia melakukan hal itu, Allah akan memudahkan sakratul
mautnya, dan dalam hidupnya ia tidak ditimpa kefakiran selamanya.”
(Amali Ash-Shaduq: 318)
Kedua: Berbakti kepada orang tua
Dalam suatu riwayat dikatakan: Pada suatu hari Rasulullah saw
mendatangi seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Beliau
mengajarkan kepadanya kalimat Lailaha illallah. Tetapi pemuda itu
lisannya terkunci.
Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang ada di dekat kepalanya: Apakah pemuda ini punya ibu?
Ia menjawab: Ya, saya ibunya.
Rasulullah saw bertanya: Apakah kamu murka kepadanya?
Ibunya menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 haji (6 tahun).
Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia!
Ibunya menjawab: Saya ridha kepadanya karena ridhamu kepadanya.
Kemudian Rasulullah saw mengajarkan kembali kepadanya kalimat: Lailaha illallah.
Pemuda itu sekarang dapat mengucapkan kalimat Lailaha illallah.
Rasulullah bertanya kepadanya: Apa yang kamu lihat tadi?
Pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam,
pandangannya jahat, pakaiannya kotor, baunya busuk; ia mendekat
kepadaku, dan marah pada.
Rasulullah saw menyuruhnya mengucapkan:
Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak,
terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak,
sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Lalu ia mengucapkannya.
Rasulullah saw bertanya lagi: Lihatlah sekarang apa yang kamu lihat?
Pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang wajahnya putih dan
indah, harum baunya, bagus pakaiannya; ia mendekat padaku, dan aku
melihat orang yang berwajah hitam itu menjauh dariku.
Rasulullah saw bersabda: Perhatikan lagi, ia pun memperhatikan. Kemudian beliau bertanya: Apa yang kamu lihat sekarang.
Pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang yang berwajah hitam itu,
yang aku melihat hanya orang yang wajahnya putih, dan cahaya meliputi
keadaan ini. (Al-Mustadrak 2:129)
Wahai saudara-saudaraku, renungi baik-baik kejadian ini, dan
perhatikan betapa banyak akibat buruk durhaka kepada orang tua. Bukankah
pemuda itu adalah salah seorang dari sahabat Nabi saw, beliau
menjenguknya, duduk di dekat kepalanya, dan beliau sendiri yang
mengajarkan kalimat tauhid kepadanya. Tapi ia tidak mampu
mengucapkannya kecuali setelah ibunya memaafkan dan meridhainya.
Ketiga: Memberi pakaian kepada orang mukmin
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata:
“Barangsiapa yang memberi pakaian kepada saudaranya di musim dingin
atau di musim panas, maka Allah berhak memberinya pakaian dari surga,
memudahkan sakratul mautnya, dan meluaskan kuburnya.” (Biharul Anwar
74: 380.)
Keempat: Memberi makanan kepada orang mukmin
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang memberi makan pada saudaranya sepotong kue manis,
Allah akan menghilangkan darinya pahitnya kematian.” (Biharul Anwar 66:
288)
Di antara amalan praktis dalam bentuk bacaan yang bermanfaat untuk
kemudahan dan kebahagiaan saat sakratul maut adalah membaca surat Yasin,
Ash-Shaffat 8), dan doa Farj (doa kebahagian) di dekat orang yang
sedang sakratul maut. (Al-Kafi 3: 124)
Kelima: Puasa di bulan Rajab
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang berpuasa satu hari di akhir bulan Rajab, ia akan
mendapat keamanan dari penderitaan sakratul maut, dan keamanan dari
segala yang menakutkan dan dari siksa kubur.” (Fadhail al-asyhur
al-tsalatsah: 18)
Ketahuilah bahwa berpuasa 24 hari di bulan Rajab memiliki pahala yang sangat besar:
“Barangsiapa yang berpuasa dua puluh empat hari di bulan Rajab, maka
saat sakratul maut malaikat maut akan datang kepadanya dengan wajah
seorang pemuda yang memakai selendang sutera berwarna hijau, menaiki
kuda dari surga; tangannya membawa sutera hijau dan misik yang baunya
sangat harum, tangan membawa gelas yang besar berisi minuman dari
surga, kemudian ia meminumkan kepadanya saat ruhnya akan keluar
darinya, sehingga ia mudah dalam sakratul mautnya. Kemudian ruhnya di
letakkan pada kain sutera itu sehingga keluarlah bau harum dan tercium
oleh penghuni tujuh langit; ketika sampai di kuburnya ia dalam keadaan
puas tidak dahaga sampai ia kembali ke telaga Nabi saw.” (Amali
Ash-Shaduq: 432)
Keenam: Melakukan shalat sunnah di bulan Rajab
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah empat rakaat pada malam
ketujuh bulan Rajab, setelah Fatihah membaca surat Al-Ikhlash (3 kali),
Al-Falaq dan An-Nas, kemudian setelah salam membaca shalawat (10
kali), dan Subhanallah walhamdulillah wa lailaha illallah wallahu akbar
(10 kali), maka Allah akan menaunginya dengan naungan arasy-Nya,
memberinya pahala seperti pahala orang yang berpuasa di bulan Ramadhan,
para malaikat memohonkan ampunan baginya sampai ia selesai melakukan
shalat itu, Allah memudahkan baginya pencabutan ruhnya,
menyelamatkannya dari siksa kubur, ia tidak akan meninggalkan dunia
kecuali ia melihat tempatnya di surga, dan Allah memberi keamanan
baginya dari pada hari kiamat.” (Iqbalul a`mal: 651-652)
Ketujuh: Membaca surat Al-Zalzalah
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Janganlah kamu bosan membaca
surat Al-Zalzalah, karena orang yang membacanya dalam shalat-shalat
sunnah nafilahnya Allah tidak akan menimpakan goncangan kepadanya
selamanya, dan ia tidak akan meninggal dalam keadaan ketakutan, tidak
disambar petir, dan tidak akan ditimpa penyakit-penyakit dunia hingga
ia meninggali. Dan ketika menjelang kematiannya malaikat yang mulia
akan datang kepadanya dari sisi Tuhannya dan duduk di dekat kepalanya,
seraya Tuhannya berfirman: Wahai malaikat maut, lembutkan sikapmu
terhadap kekasih Allah, karena ia banyak berzikir kepada-Ku.” (Biharul
Anwar 82: 64)
Doa Untuk Memperoleh kemudahan Sakratul maut
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang membaca doa berikut (10 kali) setiap hari, Allah swt
akan mengampuni baginya empat puluh ribu dosa besar, menjaganya dari
keburukan kematian, siksa kubur, hari kiamat dan hari hisab, dan segala
hal yang menakutkan; yakni Allah memudahkan seratus hal yang
menakutkan saat kematian, Allah menjaganya dari kejahatan iblis dan
pasukannya, menunaikan hutangnya, menghilangkan dukanya, dan
membahagiakan deritanya. Yaitu:
Aku persiapkan untuk
Setiap yang menakutkan Laiha illallah,
Setiap duka dan derita masya Allah,
Setiap nikmat Alhamdulillah,
Setiap kebahagiaan Asy-Syukru lillah,
Setiap yang menakjubkan Subhanallah,
Setiap dosa Astaghfirullah,
Setiap musibah Innalillahi wa inna ilayhi raji’un,
Setiap kesulitan Hasbiyallah,
Setiap ketetapan dan takdir Tawakkaltu ‘alallah,
Setiap musuh A’shamtu billah,
Setiap ketaatan dan kemaksiatan La hawala wala quwwata illa billahil aliyyil ‘azhim.
(Biharul Anwar 87: 5)
Juga perlu diketahui bahwa doa berikut ini memiliki keutamaan yang
besar jika dibaca 70 kali. Di antara keutamaannya adalah memberikan
kebahagiaan saat sakratul maut:
Wahai Yang Maha Mendengar dari semua yang mendengar, wahai Yang Maha
Melihat dari semua yang melihat, wahai Yang Maha Cepat perhitungan-Nya
dari semua yang menghitung, wahai Yang Maha Menghakimi dari semua yang
menghakimi. 14)
Tulisan ini disarikan dari kitab “Manazilul Akhirah” karya Syeikh
Abbas Al-Qumi penulis kitab Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga.
Sakratul maut adalah saat yang paling genting dan bahaya, saat yang
sangat menentukan bagi calon mayyit apakah ia mampu mempertahankan
keimanannya dari godaan dan bisikan iblis dan pasukannya yang selalu
berusaha mengeluarkan keimanan darinya.
Saat sakratul maut tiba tidak jarang manusia tergoda dan tergelincir
akibat bisikan iblis dan pasukannya. Iblis akan selalu menggoda dan
membisikkan keraguan agar keimanan tergoyahkan dan keluar darinya. Tapi
semua itu bergantung pada amal dan berbuatannya semasa hidupnya.
Kita tidak tahu, kapan ajal akan menjemput kita? Karena itu kita
dianjurkan untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah Yang Maha
Pengasih, menitipkan diri kita kepada-Nya dan memohon kepada-Nya agar
Allah menolak setan saat Sakratul maut tiba, sehingga kita benar-benar
diselamatkan dari kecenderungan pada kebatilan dan kekufuran saat maut
menjemput kita.
Di antara doa perlindungan adalah doa Al-‘Adilah, doa yang bersumber
dari Ahlul bait Nabi saw. Kita dianjurkan banyak membaca doa ini, dan
berusaha menghadirkan maknanya ke dalam jiwa kita. Doa ini sangat
bermanfaat untuk perlindungan diri kita dari bahaya kecenderungan pada
kebatilan dan kekufuran saat sakratul maut tiba.
Amalan dan doa yang bermanfaat
Agar keimanan kokoh dan keyakinan tidak tergoyahkan oleh iblis dan
pasukannya, Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa) telah mengajarkan
kepada kita amalan dan doa, antara lain:
Pertama: Menjaga waktu-waktu shalat
Dalam suatu hadis disebutkan bahwa Malaikat maut berkata: “Tidak ada
penghuni suatu rumah di barat atau di timur, di dusun atau di kota,
kecuali aku berjabatan tangan dengan mereka lima kali setiap hari.”
Rasulullah saw bersabda: “Malaikat maut berjabatan tangan dengan
mereka pada waktu-waktu shalat; orang yang menjaga waktu-waktu
shalatnya, malaikat maut mengajarkan kepadanya kalimat syahadat Lailaha
illallah wa Muhammadur rasulullah, dan ia menjauhkannya dari Iblis.”
(Al-Wasail 3: 79)
Kedua: Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) pernah menulis surat kepada
sebagian manusia: “Jika kamu ingin memperoleh amal yang baik di
penghujung umurmu sampai ruhmu dicabut dan kamu berada dalam amal yang
paling utama, hak yang agung hanya milik Allah swt, maka hendaknya kamu
tidak menggunakan nikmat-nikmat Allah dalam kemaksiatan pada-Nya,
tidak ghurur (bangga diri) terhadap kesantunan-Nya padamu, muliakan
setiap orang yang kamu jumpai yang menghubungkan kepada kami atau yang
menganjurkan kecintaan kepada kami, kemudian bersikaplah jujur dan
tidak berdusta.” (Biharul Anwar 73: 351)
Ketiga: Syeikh Abbas Al-Qumi mengatakan: Di antara hal yang
bermanfaat untuk memperoleh husnul khatimah, dan keselamatan dari
hal-hal yang mencelakakan dan memperoleh kebahagiaan, adalah membaca
doa yang ke 11 dalam Shahifah Sajjadiyah.
Keempat: Melakukan shalat sunnah pada hari Ahad bulan Dzul Qaidah
Kelima: Mendawamkan zikir berikut:
Ya Tuhan kami, jangan jadikan hati kami condong pada kesesatan
sesudah Kau tunjuki kami. Karuniakan kepada kami rahmat dari sisi-Mu,
sesungguhnya Engkau Maha Pemberi karunia. (Ali-Imran: 8).
Keenam: Mendawamkan Tasbih Az-Zahra’
Ketujuh: Membaca surat Qad aflahal mu’minun (surat Al-Mukminun) setiap Jum’at.
Kedelapan: Membaca zikir berikut (7 kali) setiap sesudah shalat Subuh dan Maghrib:
Bismillâhir Rahmânir Rahîm, wa lâ hawla walâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm.
Kesembilan: Melakukan shalat sunnah empat rakaat pada malam yang
kedua belas bulan Rajab; setiap rakaat sesudah Fatihah membaca surat
Al-Kafirun (7 kali), dan sesudah shalat membaca shalawat (10 kali) dan
istighfar (10 kali).
Kesepuluh: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan
shalat sunnah empat rakaat pada malam yang keenam bulan Sya’ban, setiap
rakaat sesudah Fatihah membaca surat Al-Ikhlash (50 kali), Allah akan
mencabut ruhnya dalam keadaan bahagia, meluaskan kuburnya, dan
membangkitkan dari kuburnya dalam keadaan wajahnya seperti bulan sambil
membaca: Asyhadu an Lâilaha illallâh wa anna Muhammadan `abduhu wa
rasûluhu.” (qbal al-A`mal: 690-691)
Kesebelas: Banyak membaca doa perlindungan, antara lain:
Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari kecenderungan pada kebatilan
saat kematian, dari keburukan tempat kembali di alam kubur, dan dari
penyesalan pada hari kiamat (Biharul Anwar 98: 383)
Kedua belas: Membaca doa keselamatan dari pertanyaan Malaikat munkar dan Nakir:
Ya Allah, wahai Yang Maha Pengasih wahai Yang Maha Penyayang aku
titipkan pengakuan ini, pengakuan tentang-Mu, tentang Nabi-Mu dan para
Imam; dan Engkau adalah sebaik-baik tempat penitipan, maka kembalikan
pengakuan ini padaku di kuburku saat menghadapi pertanyaan Munkar dan
Nakir. ( Ma`alim al-zulfa: 71)
Tulisan ini disarikan dari kitab “Manazilul Akhirah” karya Syeikh
Abbas Al-Qumi penulis kitab Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga.
SUMBER
Saturday 23 November 2013
Doa dan Zikir Penghapus Dosa.
Posted By:
Unknown
on 17:52
Berikut ini adalah beberapa tuntunan Rasulullaah saw. tentang amal-amal yang akan menghapuskan dosa-dosa kita.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:
“Barangsiapa mengucapkan ‘ Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syaarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir‘ seratus kali akan memperoleh ganjaran sebagaimana membebaskan sepuluh budak, dan seratus kebaikan akan dicatatkan atasnya, dan seratus dosa akan dihapuskan dari catatan amalnya, dan ucapan tadi akan menjadi perisai baginya dari Syaithan pada hari itu hingga malam hari, dan tak ada seorangpun yang bisa mengalahkan amal kebaikannya kecuali orang yang melakukan amal yang lebih baik darinya.” [Shahih Bukhari]
“Barangsiapa yang membaca Subhanallah sehabis tiap bershalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali dan membaca Alhamdudillah sebanyak tiga puluh tiga kali dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tiga puluh tiga kali dan untuk menyempurnakan keseratusnya ia membaca: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun banyaknya itu seperti buih lautan.” [Shahih Muslim]
“Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya-, dalam sehari sebanyak seratus kali, maka dihapuskanlah dari dirinya semua kesalahan-kesalahannya (dosa-dosa kecil), sekalipun kesalahan-kesalahannya itu banyaknya seperti buih lautan.” [Muttafaq 'alaih]
Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majlis beliau membaca:
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika (Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu)”. Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Beliau menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.” [RIwayat Abu Dawud]
SUMBER
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:
“Barangsiapa mengucapkan ‘ Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syaarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir‘ seratus kali akan memperoleh ganjaran sebagaimana membebaskan sepuluh budak, dan seratus kebaikan akan dicatatkan atasnya, dan seratus dosa akan dihapuskan dari catatan amalnya, dan ucapan tadi akan menjadi perisai baginya dari Syaithan pada hari itu hingga malam hari, dan tak ada seorangpun yang bisa mengalahkan amal kebaikannya kecuali orang yang melakukan amal yang lebih baik darinya.” [Shahih Bukhari]
“Barangsiapa yang membaca Subhanallah sehabis tiap bershalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali dan membaca Alhamdudillah sebanyak tiga puluh tiga kali dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tiga puluh tiga kali dan untuk menyempurnakan keseratusnya ia membaca: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun banyaknya itu seperti buih lautan.” [Shahih Muslim]
“Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya-, dalam sehari sebanyak seratus kali, maka dihapuskanlah dari dirinya semua kesalahan-kesalahannya (dosa-dosa kecil), sekalipun kesalahan-kesalahannya itu banyaknya seperti buih lautan.” [Muttafaq 'alaih]
Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majlis beliau membaca:
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika (Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu)”. Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Beliau menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.” [RIwayat Abu Dawud]
SUMBER
Amalan dan Doa Agar Dapat Menemani Rasulullah di Syurga.
Posted By:
Unknown
on 17:44
1. Ittiba’ kepada sunnah beliau dan mentaati Allah dan Rasul-Nya
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu, para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An Nisa’ 69)
2. Mencintai Nabi
Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah tentang hari kiamat dan berkata ; “Kapankah hari kiamat tiba?”
Beliau menjawab, “Apa yang engkau persiapkan untuk menghadapinya ?”
Ia menjawab, “Tidak ada, melainkan saya mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
Maka Rasulullah bersabda, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”
Anas bin Malik berkata, “Kami tidak pernah merasa gembira seperti kegembiraan kami dengan ucapan Rasulullah, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai (di akhirat kelak).” sungguh saya mencintai Nabi shallallahu’alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar dan berharap agar saya bisa bersama mereka (di akhirat kelak) disebabkan cintaku terhadap mereka, walaupun saya tidak beramal seperti amalan mareka.” (HR Bukhari)
3. Memperbanyak Shalat
Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslami radhiyallahu’anhu berkata: Saya bermalam bersama Rasulullah, lalu saya mendatangi beliau dengan membawakan air wudhu dan keperluannya. Beliau lalu bersabda kepadaku, “Mintalah sesuatu kepadaku.”
Saya berkata, “Saya meminta agar saya bisa bersamamu di surga.”
Beliau menjawab, “Adakah permintaan selain itu.”
Saya berkata, “Hanya itu.”
Beliau lalu bersabda, “Maka bantulah aku atas dirimu (untuk memohon kepada Allah agar memenuhi permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (shalat).” (HR. Muslim)
4. Berakhlak Yang Mulia
“Sesungguhnya orang yang paling saya cintai dan paling dekat majelisnya denganku di antara kalian hari kiamat kelak (di surga) adalah yang paling baik akhlaknya…..” (HR. Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani)
5. Memperbanyak Shalawat Terhadap Rasulullah
“Manusia yang paling utama (dekat) denganku hari kiamat kelak adalah yang paling banyak bershalawat atasku.” (HR Tirmidzi, dan disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod)
6. Memelihara, Menyantuni Dan Membantu Kebutuhan Hidup Anak Yatim
“Saya dan pemelihara anak yatim di surga kelak seperti ini” seraya beliau mengisyaratkan jari tengah dan telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari)
7. Mendidik Anak-Anak Wanita Agar Menjadi Mukminah Yang Shalihah
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang memelihara (mendidik) dua wanita sampai mereka dewasa, maka saya akan masuk surga bersamanya di surga kelak seperti ini.”
Beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (HR. Muslim)
8. Memperbanyak Do’a Berikut,
Wallahu a’lam.
Disadur dan diterjemahkan dari, مرافقة رسول الله صلى الله عليه وسلم في الجنة oleh DR. Mahran Mahir Utsman oleh Ustadz Fuad Al Hazimi.
SUMBER
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu, para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An Nisa’ 69)
2. Mencintai Nabi
Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah tentang hari kiamat dan berkata ; “Kapankah hari kiamat tiba?”
Beliau menjawab, “Apa yang engkau persiapkan untuk menghadapinya ?”
Ia menjawab, “Tidak ada, melainkan saya mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
Maka Rasulullah bersabda, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”
Anas bin Malik berkata, “Kami tidak pernah merasa gembira seperti kegembiraan kami dengan ucapan Rasulullah, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai (di akhirat kelak).” sungguh saya mencintai Nabi shallallahu’alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar dan berharap agar saya bisa bersama mereka (di akhirat kelak) disebabkan cintaku terhadap mereka, walaupun saya tidak beramal seperti amalan mareka.” (HR Bukhari)
3. Memperbanyak Shalat
Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslami radhiyallahu’anhu berkata: Saya bermalam bersama Rasulullah, lalu saya mendatangi beliau dengan membawakan air wudhu dan keperluannya. Beliau lalu bersabda kepadaku, “Mintalah sesuatu kepadaku.”
Saya berkata, “Saya meminta agar saya bisa bersamamu di surga.”
Beliau menjawab, “Adakah permintaan selain itu.”
Saya berkata, “Hanya itu.”
Beliau lalu bersabda, “Maka bantulah aku atas dirimu (untuk memohon kepada Allah agar memenuhi permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (shalat).” (HR. Muslim)
4. Berakhlak Yang Mulia
“Sesungguhnya orang yang paling saya cintai dan paling dekat majelisnya denganku di antara kalian hari kiamat kelak (di surga) adalah yang paling baik akhlaknya…..” (HR. Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani)
5. Memperbanyak Shalawat Terhadap Rasulullah
“Manusia yang paling utama (dekat) denganku hari kiamat kelak adalah yang paling banyak bershalawat atasku.” (HR Tirmidzi, dan disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod)
6. Memelihara, Menyantuni Dan Membantu Kebutuhan Hidup Anak Yatim
“Saya dan pemelihara anak yatim di surga kelak seperti ini” seraya beliau mengisyaratkan jari tengah dan telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari)
7. Mendidik Anak-Anak Wanita Agar Menjadi Mukminah Yang Shalihah
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang memelihara (mendidik) dua wanita sampai mereka dewasa, maka saya akan masuk surga bersamanya di surga kelak seperti ini.”
Beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (HR. Muslim)
8. Memperbanyak Do’a Berikut,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لَا يَرْتَدُّ، وَنَعِيمًا لَا يَنْفَدُ، وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ
“Ya Allah saya meminta kepada-Mu keimanan yang tidak akan berubah dengan kemurtadan, kenikmatan yang tiada putus, dan (aku memohon kepada-Mu) agar menjadi pendamping Muhammad shallallahu’alaihi wasallam di derajat tertinggi dari surga yang kekal.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)Wallahu a’lam.
Disadur dan diterjemahkan dari, مرافقة رسول الله صلى الله عليه وسلم في الجنة oleh DR. Mahran Mahir Utsman oleh Ustadz Fuad Al Hazimi.
SUMBER
Sunday 17 November 2013
Amalan Doa Mencegah Mati Pucuk Atau Lemah Tenaga Batin.
Posted By:
Unknown
on 19:55
Lemah Tenaga Batin Atau Mati Pucuk
Menjaga Kesihatan Diri Adalah Tuntutan Agama
Lemah tenaga batin atau juga dikenali sebagai mati pucuk merujuk kepada ciri-ciri kegagalan alat kelamin lelaki untuk menegang atau mengekalkan ketegangan sehingga mencapai kepuasan seks.
Ia juga dikenali dengan nama disfungsi erektil (ED) atau “impotens” dalam istilah perubatan.
Lemah tenaga batin, berkait rapat dengan tanggapan budaya kepada kesuburan, kejayaan, dan kelakian, mampu menyebabkan kesan psikologi
teruk termasuk perasaan malu, perasaan hilang harga diri atau rendah
diri, seringkali ia tidak perlu kerana dalam kebanyakan kes ia boleh
diatasi.
Terdapat budaya menyepi yang kuat dan
tidak mampu berbincang mengenai masaalah ini. Fakta sebenar adalah
sekitar 1 dari 10 lelaki akan mengalami masaalah lemah tenaga batin berulang pada satu ketika dalam hidup mereka.
Cara Mengelakkan Terjadinya Lemah Tenaga Batin
Dr Berger dan Deborah dalam bukunya BioPotency telah membuat beberapa saranan mengenai cara mengelakkan terjadinya lemah tenaga batin, antaranya:
1- Kurangkan memakan daging berlemak, telur, susu, ais krim, mentega dan keju.
2- Kurangkan menggoreng makanan, lebih elok ianya dipanggang atau direbus.
3- Lebihkan memakan ikan.
4- Kurangkan memakan makanan yang masin atau makanan yang diproses.
5- Makanlah banyak makanan yang segar, buah-buahan, sayur-sayuran serta bijiran segar.
6- Bersenamlah selalu selama 20 atau 30 minit sekurangnye 3 kali seminggu.
Menjaga Kesihatan Diri Adalah Tuntutan Agama
Islam adalah agama yang merangkumi semua aspek kehidupan. Ini termasuk penjagaan dari sudut kesihatan, di mana Islam amat menitikberatkan kesejahteraan tubuh badan sebagaimana Islam menjaga jiwa dan akal.
Justeru itu, kita amat dituntut supaya menjaga kesihatan kerana “sihat” merupakan anugerah berharga dari Allah swt. Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya kamu mempunyai tanggungjawab untuk menunaikan hak terhadap tubuh badan kamu” (HR Bukhari)
Sabda Rasulullah s.a.w lagi:
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan disukai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah” (HR Muslim)
Islam juga meletakkan kesihatan dan
kesejahteraan di tempat yang pertama selepas keyakinan (keimanan). Ini
berdasarkan sabda Rasulullah s.a.w:
“Mintalah kepada Allah
kesihatan dan kesejahteraan kerana sesungguhnya tidak ada perkara yang
lebih baik dari kesihatan selepas keyakinan (iman)” (HR Ibnu Majah)
Kita juga diajarkan oleh Islam untuk menjaga kesihatan dengan cara pencegahan sebelum ditimpa sebarang penyakit, seperti pepatah Inggeris “Prevention is better than cure” atau “Mencegah itu lebih baik daripada berubat”.
Tetapi, perlu juga diingatkan, di
samping kita menjaga anugerah kesihatan yang diberikanNya kadangkala
kita diuji dengan sedikit kesakitan. Rasulullah s.a.w telah mewasiatkan
kepada pesakit-pesakit supaya mereka berubat. Sabda Baginda s.a.w :
“Allah tidak menurunkan suatu penyakit itu kecuali diturunkan bersamanya ubat”. (HR Bukhari)
Di antara perkara yg menunjukkan Islam menggalakkan penganutnya menjaga kesihatan adalah Rasulullah s.a.w. telah menyenaraikan beberapa jenis ubat yang boleh digunakan seperti madu, tumbuhan herba, berbekam, jampi syari’ (amalan doa’, ayat Al-Quran dan Hadis), dan lain-lain lagi yang tidak bercanggah dengan Islam.
Perubatan perlu dirujuk kepada mereka yang pakar dalam bidang ini, berdasarkan hadithnya:
“Jika sesuatu urusan itu
berkait dengan hal-hal keduniaan maka kamulah yang mengaturnya dan jika
ianya berkait dengan hal-hal keagamaan maka rujuklah kepadaku”. (HR Ahmad dan Muslim)
Rujukan : Ustazah Azhani Abu Basri. Dipetik dari: At-tobib, Adabuhu wa Fiqhhuhu oleh Dr. Zuhair Siba’i dan Dr.Muhammad ‘Ali Bar.
Amalan Dan Doa Nabi Zakaria Untuk Dapat Zuriat
Posted By:
Unknown
on 19:48
Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
ada makanan di sisinya. Zakaria bertanya; “Wahai Maryam dari mana kamu
dapat makanan ini?” Maryam menjawab; ”Makanan itu dari sisi Allah.
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya
tanpa hisab”
Demikian kuasa Allah yang ditunjukkan kepada Maryam. Nabi Zakaria sendiri tidak mempunyai anak, kerana isterinya mandul. Namun, sampai usianya 100 tahun, masih berhajat mendapatkan anak, lalu beliau memanjatkan pengharapan kepada Allah.
Diceritakan dalam al-Quran: Ia berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau wahai Tuhanku. Sesungguhnya aku khuatir terhadap orang yang akan menggantikan sepeninggalanku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul. Kerana itu anugerahkanlah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Yaakub dan jadikanlah ia wahai Tuhanku, seorang yang diredhai.”
Doa Nabi Zakaria diterima Allah dan beliau dijanjikan dengan kelahiran seorang anak, bernama Yahya, melalui isterinya yang sudah tua itu. Mengetahui berita itu, Zakaria bertanya kepada Allah: “Wahai Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku seorang yang mandul dan aku sendiri sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua.”
Allah berfirman kepadanya: “Hal itu adalah mudah bagiKu dan sesungguhnya Aku telah jadikan kamu sebelum itu, padahal kamu di waktu itu belum ada sama sekali.”
Kemudian Nabi Zakaria berkata: “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Allah berfirman: “Tanda bagimu ialah kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sihat.”
Selepas itu, Nabi Zakaria tidak berkata lagi. Selama tiga hari tiga malam jika ke tempat ibadah beliau menggunakan isyarat supaya kaumnya bertasbih, sama ada pagi dan petang, sehingga didatangkan Allah malaikat kepadanya bagi memberitahu berita gembira itu.
Firman Allah bermaksud: “Kemudian malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri bersembahyang di mihrab itu, seraya berkata; sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang puteramu Yahya, yang membenarkan kalimat yang datangnya dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri daripada pengaruh hawa nafsu dan seorang nabi daripada keturunan orang-orang soleh.
Doa Nabi Zakaria. a.s.
Surah Ai Imran 3:38
Ketika itu Nabi Zakariya berdoa kepada Tuhannya, katanya: “Wahai Tuhanku! Kurniakanlah kepadaku dari sisiMu zuriat keturunan yang baik sesungguhnya Engkau sentiasa Mendengar (menerima) doa permohonan.
“Ya Tuhanku, berilah Aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.
Imam al Samarqandi meriwayatkan bahawa Nabi Zakaria pernah merasakan baginda tidak akan mendapat zuriat
sehinggalah baginda melihat anugerah Allah swt memberikan Mariam a.s buah-buahan pada bukan musimnya.
Maka baginda meyakini bahawa Allah swt berkuasa mengurniakan baginya anak. Tambahan pula baginda memegang amanah menjaga kunci rumah Qurban yang diwarisi turun temurun. Keturunan dalam ayat ini bermaksud anak yang sihat sejahtera dan berakhlak. (Ini kami petik dari buku 101 Doa Para Nabi & Rasul Dalam Al-Quran – Khasiat & Kaifiat Beramal oleh Ustaz Haji Zahazan Mohamed)
Surah Al-Anbiya:21:89
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan Aku hidup seorang diri[tidak mempunyai keturunan yang mewarisi dan Engkaulah waris yang paling Baik”
Ini juga doa Nabi Zakaria. Menurut kitab A’maal e Qur’aani karangan Maulana Ashraf Ali Thanwi Rah, ayat di atas dibaca 3X selepas solat 5 waktu untuk dikurniakan anak yang soleh.
SUMBER
Author: Abu Jarir Ummu Aisyah
Demikian kuasa Allah yang ditunjukkan kepada Maryam. Nabi Zakaria sendiri tidak mempunyai anak, kerana isterinya mandul. Namun, sampai usianya 100 tahun, masih berhajat mendapatkan anak, lalu beliau memanjatkan pengharapan kepada Allah.
Diceritakan dalam al-Quran: Ia berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau wahai Tuhanku. Sesungguhnya aku khuatir terhadap orang yang akan menggantikan sepeninggalanku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul. Kerana itu anugerahkanlah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Yaakub dan jadikanlah ia wahai Tuhanku, seorang yang diredhai.”
Doa Nabi Zakaria diterima Allah dan beliau dijanjikan dengan kelahiran seorang anak, bernama Yahya, melalui isterinya yang sudah tua itu. Mengetahui berita itu, Zakaria bertanya kepada Allah: “Wahai Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku seorang yang mandul dan aku sendiri sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua.”
Allah berfirman kepadanya: “Hal itu adalah mudah bagiKu dan sesungguhnya Aku telah jadikan kamu sebelum itu, padahal kamu di waktu itu belum ada sama sekali.”
Kemudian Nabi Zakaria berkata: “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Allah berfirman: “Tanda bagimu ialah kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sihat.”
Selepas itu, Nabi Zakaria tidak berkata lagi. Selama tiga hari tiga malam jika ke tempat ibadah beliau menggunakan isyarat supaya kaumnya bertasbih, sama ada pagi dan petang, sehingga didatangkan Allah malaikat kepadanya bagi memberitahu berita gembira itu.
Firman Allah bermaksud: “Kemudian malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri bersembahyang di mihrab itu, seraya berkata; sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang puteramu Yahya, yang membenarkan kalimat yang datangnya dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri daripada pengaruh hawa nafsu dan seorang nabi daripada keturunan orang-orang soleh.
Doa Nabi Zakaria. a.s.
Surah Ai Imran 3:38
Ketika itu Nabi Zakariya berdoa kepada Tuhannya, katanya: “Wahai Tuhanku! Kurniakanlah kepadaku dari sisiMu zuriat keturunan yang baik sesungguhnya Engkau sentiasa Mendengar (menerima) doa permohonan.
“Ya Tuhanku, berilah Aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.
Imam al Samarqandi meriwayatkan bahawa Nabi Zakaria pernah merasakan baginda tidak akan mendapat zuriat
sehinggalah baginda melihat anugerah Allah swt memberikan Mariam a.s buah-buahan pada bukan musimnya.
Maka baginda meyakini bahawa Allah swt berkuasa mengurniakan baginya anak. Tambahan pula baginda memegang amanah menjaga kunci rumah Qurban yang diwarisi turun temurun. Keturunan dalam ayat ini bermaksud anak yang sihat sejahtera dan berakhlak. (Ini kami petik dari buku 101 Doa Para Nabi & Rasul Dalam Al-Quran – Khasiat & Kaifiat Beramal oleh Ustaz Haji Zahazan Mohamed)
Surah Al-Anbiya:21:89
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan Aku hidup seorang diri[tidak mempunyai keturunan yang mewarisi dan Engkaulah waris yang paling Baik”
Ini juga doa Nabi Zakaria. Menurut kitab A’maal e Qur’aani karangan Maulana Ashraf Ali Thanwi Rah, ayat di atas dibaca 3X selepas solat 5 waktu untuk dikurniakan anak yang soleh.
SUMBER
Author: Abu Jarir Ummu Aisyah
Amalan Dan Doa Paling Mustajab.
Posted By:
Unknown
on 19:37
Waktu-waktu Mustajab Doa
01.Satu pertiga malam
Iaitu di antara jam 3.30 pagi atau jam 4 pagi sehingga ke sebelum Subuh. Ini kerana, di dalam hadis Imam Muslim, Nabi s.a.w. bersabda, maksudnya:
Allah
SWT turun dari Arasy-Nya ke langit yang pertama, (iaitu langit dunia)
di sepertiga malam, seraya bersabda kepada para malaikat yang menjaga
langit pertama, “Adakah di antara hamba-Ku yang berdoa? Aku akan
perkenankan. Adakah di antara hamba-Ku yang memohon keampunan? Nescaya
akan aku ampunkan dosanya”.
Maka sepertiga malam, atau solat tahajud merupakan waktu yang sangat afdhal untuk kita berdoa kepada Allah SWT.02.Sewaktu hujan turun
Ketika ini, pintu rezeki dari langit sedang terbuka luas.
03.Waktu di antara dua khutbah khatib pada solat Jumaat
Sepertimana yang telah kita sedia amalkan di mana antara dua khutbah, imam akan membacakan doa dan selawat. Namun adalah lebih afdhal andai di sini kita berdoa secara individu, sebagaimana yang penulis lihat telah mula diamalkan di sesetengah masjid di kawasan Selangor. Ini kerana setiap jemaah yang datang mempunyai hajat, keperluan dan doa yang berlainan di antara satu sama lain.
04.Sewaktu membacakan syahadah akhir setiap kali waktu solat
Oleh itu nabi Muhammad s.a.w. telah mengajarkan kita doa yang khusus untuk dibacakan di sini, yang akan penulis garapkan di bawah.
05. Tempoh masa dari azan hingga iqamat, dan juga sewaktu bilal telah iqamat untuk solat, dan sewaktu masuk ke dalam saf.
Nabi Muhammad s.a.w. menyuruh kita memanjangkan sujud kita andai kita mempunyai sebarang doa, dan baginda tidak pernah mengkhususkan sujud mana yang perlu dipanjangkan sama ada sujud di rakaat pertama, kedua, ketiga, atau keempat. Maka, kita boleh memanjangkan mana-mana sujud untuk meluangkan masa berdoa kepada Allah SWT.
Adapun jikalau doa yang ingin dibacakan semasa sujud ini adalah di dalam bahasa selain bahasa Arab, maka hendaklah dibacakan di dalam hati, kerana selain bahasa Arab akan membatalkan solat. Itu merupakan kata-kata para ulama’ fekah termasuk As-Syafi’e rahimahullah.
07.Waktu dhuha
Waktu Dhuha ialah waktu setelah berakhirnya masa tahrim (waktu yang diharamkan solat, dari selepas solat subuh sehingga waktu:
1) Menurut Nabi Muhammad s.a.w., bangunnya anak unta dari tidurnya atau
2) kKta orang-orang tua kita, tinggi matahari sudah mencapai dua galah iaitu lebih kurang sejam sebelum masuknya solat Zohor.
Malahan di antara fadhilat solat Dhuha ialah memurahkan rezeki. InsyaAllah…
Amalan-amalan Yang Memustajabkan Doa
01.Memperbanyakkan amalan-amalan yang sunat setelah kita sudah mencukupkan amalan-amalan yang wajib.
“Wahai
Tuhan kami! Sebenarnya sesiapa yang Engkau masukkan ke dalam Neraka
maka sesungguhnya Engkau telah menghinakannya, dan orang-orang yang
zalim tidak akan beroleh seorang penolong pun; Wahai Tuhan kami!
Sesungguhnya kami telah mendengar seorang Penyeru (Rasul) yang menyeru
kepada Iman, katanya: ` Berimanlah kamu kepada Tuhan kamu ‘, maka kami
pun beriman. Wahai Tuhan kami, ampunkanlah dosa-dosa kami, dan
hapuskanlah daripada kami kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami
bersama orang-orang yang berbakti; Wahai Tuhan kami! Berikanlah kepada
kami pahala yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui
rasul-rasul-Mu, dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat;
sesungguhnya Engkau tidak memungkiri janji.” [Ali-Imran 3:192-194]
Kita lihat di sini sebagai dalil, bahawa boleh bagi kita setelah beramal baik, untuk kita menebus kembali (claim) daripada Allah S.W.T agar memustajabkan doa kita. Hal ini juga telah penulis bawakan di dalam kisah tiga orang sahabat yang terperangkap di dalam gua.04.Menghulurkan pertolongan.
Menolong orang lain, terutamanya mereka yang dekat dengan kita seperti kaum keluarga dan sahabat handai. Ini kerana sabda nabi S.A.W, “Andai kamu menolong saudara kamu, Allah akan permudahkan bagi kamu urusan kamu”.
05.Sabar.
Sabar dalam menghadapi ujian Allah S.W.T. Doa orang yang bersabar sangat didengari Allah S.W.T.
Doa-doa Yang Mustajab
01.Ingin penulis kongsikan di sini beberapa doa yang sangat mustajab untuk dibacakan ketika memohon pertolongan Allah S.W.T. Salah satu daripadanya:
“Allahumma inni as aluka anniy asyhaduka annaka antaAllah, laa ilaa ha illa anta, al-waahidus somadul lazi lam yalid walam yuulad, walam yakun lahu kufuan ahad“, yang bererti:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, dengan bahawasanya aku menyaksikan bahawa Engkaulah Allah, tiada Tuhan yang selayaknya disembah melainkan Engkau, Engkau Maha Esa, tempat meminta, Engkau tidak beranak dan Engkau tidak dilahirkan, dan tiada bagi-Mu tandingan dari sesuatu apapun.”
Doa ini merupakan doa seorang sahabat yang didengari Rasulullah s.a.w. lalu baginda bersabda, “Engkau telah berdoa kepada Allah SWT dengan tauhid-Nya, yang mana jika engkau berdoa dengannya nescaya pasti akan Dia kabulkan.” (Hadis Hasan riwayat Imam Ahmad)
02.Doa Nabi Musa A.S sebagaimana yang direkodkan di dalam al-Quran :
“Rabbi syrah li sodri, wa yassirli amri, wahlul ‘uq datan min lisaniy, yafqahu qauliy”, bermakna:
“Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, permudahkanlah urusanku, dan bukalah simpulan dari lidahku, agar mereka memahami perkataanku.”
Sebagai contoh, ar-Raazik (Maha Pemberi Rezeki) jika memohon rezeki, al-Ghafuur (Maha Pengampun) jika memohon taubat, ar-Rahiim (Yang Maha Pengasih) jika memohon belas kasihan, al-Jabbar (Yang Maha Kuat) jika memohon pembelaan dan juga lain-lain.
Bahkan afdhal juga jika dibacakan kesemua 99 nama Allah, dan berdoa setelah membacanya. Ini kerana sabda nabi S.A.W, “Nama-nama Allah seratus kurang satu, sesiapa yang menghitungnya (menghayati dan mengamalkan) akan masuk Syurga”. Maka dengan itu nama-nama Allah sangat mustajab jika didahulukan sebelum berdoa.
04.Doa tahiyat akhir, iaitu
“Allahumma ‘auzubika min ‘azaabi jahannam, wa ‘auzubika min ‘azaabil qabri, wa ‘auzubika min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fitnatil masiihid dajjal”, maksudnya:
“Ya
Allah ya tuhanku, aku berlindung dengan-Mu dari seksa Jahanam, dan aku
berlindung denganMu dari seksa kubur, dan aku berlindung dengan-Mu dari
fitnah orang yang hidup atau mati, dan aku berlindung denganMu dari
fitnah al-Masih Dajjal”
Sungguh jika kita lihat secara teliti, dan kita pelajari dengan minda dan hati yang terbuka, kita akan dapati terlalu banyak doa dan amalan yang membawa kepada mustajabnya doa kita. Andai kita cuba beramal dengan semuanya, nescaya kita tidak akan mampu untuk beristiqamah dengannya. Kerana itu kita katakan bahawa ibadah baginda s.a.w. adalah ibadah yang paling sempurna.
Penulis mengharapkan agar kita semua dapat berbalik kepada keindahan sunnah nabi s.a.w., dan kembali mengikuti cara dan saranan baginda di dalam beribadah, agar doa kita tergolong di dalam doa-doa yang mustajab.
- Artikel iluvislam.com
Penulis
Mohd Kasim
Saturday 16 November 2013
Amalan zikir untuk awet muda dan cantik berseri
Posted By:
Unknown
on 20:34
Kita boleh amalkan kesemua cara-cara di bawah ataupun boleh amalkan 1 cara sahaja, asalkan kita istiqamah mengamalkannya.
Cara 1:
Dilakukan selepas solat Isyak
SUMBER
Cara 1:
Dilakukan selepas solat Isyak
· ambil air segelas
· baca al-Fatihah sekali
· Ayatul Qursi sekali
· Surah Al-Waqiah ayat 35-38 sebanyak 7 kali.
· Tiup dalam air dan minum. Niat dlm hati utk menjaga kecantikan diri & utk kebahagiaan rumahtangga.
Surah al-waqiah ayat 35 -38 |
Cara 2:
Zikir
di bawah dibaca untuk kita sentiasa kelihatan berseri, awet muda luaran
dan dalaman, amalkan membaca zikir dengan cara seperti berikut :
- Baca ” Ya Badiyah ” 1 x
- Baca ” Ya Nur ” 1x
- Baca ” Ya Hadi ” 1 x
- Baca ” Ya Allah ” 3x
Baca zikir di atas dan tiup ke tapak tangan, kemudian sapu ke muka kita. Lakukan setiap hari.
Cara 3:
Amalkan membaca ayat2 seperti berikut ;
- Baca ayat ke 35, 36, 37 dan 38 dari surah al-Waqiah pada tiap selepas solat subuh.
- Selepas baya ayat2 ini, hembuskan pada air dan kemudian minum air tersebut.
SUMBER
AMALAN-AMALAN SYIRIK MASYARAKAT MELAYU
Posted By:
Unknown
on 20:29
Masyarakat
Melayu dikenali sebagai masyarakat yang mempunyai adat dan budayanya
sendiri. Sekiranya di selidiki adat dan budaya Melayu sebenarnya muncul
daripada bebera adunan. Antaranya datang daripada adat resam warisan
nenek moyang, adat istiadat Melayu kuno dan terakhir ialah ajaran Islam.
Kedatangan Islam telah berjaya mengislamisasikan beberapa adat dan
budaya orang Melayu. Namun ada beberapa amalan yang dipraktikan oleh
orang Melayu sekiranya diteliti ia sebenarnya bertentangan sama sekali
dengan ajaran Islam. Dalam keadaan tertentu ia boleh membawa Syrik dan
kekufuran. Contoh amalan tersebut ialah amalan berbomoh, amalan mistik,
sihir dan lainnya. Apakah Syirik ?
Syirik adalah merupakan sesuatu yang amat berbahaya. Hal ini adalah
kerana apabila seseorang itu terlibat dengan perbuatan syirik, maka ia
akan mengakibatkan tergelincirnya akidah seseorang muslim daripada
landasan keimanan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam al-Quran,
di dalam surah al-Nisa’ ayat 116, maksudnya:
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan dosa orang yang mempersekutukanNya dengan sesuatu (apa jua), dan akan mengampunkan yang lain daripada kesalahan (syirik) itu bagi sesiapa yang dikehendakiNya (menurut peraturan hukum-hukamNya); dan sesiapa yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu (apa jua), maka sesungguhnya ia telah sesat dengan kesesatan yang amat jauh”.
Maksud daripada ayat ini ialah apabila seseorang itu meninggal dunia
dalam keadaan syirik dan tidak sempat bertaubat kepada Allah, maka sudah
tentu akan terjerumus dalam kebinasaan untuk selama-lamanya di akhirat
kelak. Hal ini adalah kerana ia tidak akan memperoleh pengampunan
daripada Allah SWT. Justeru, syirik adalah merupakan suatu kesalahan
yang amat besar yang tidak boleh dipandang remeh oleh sesiapa pun jua.
Sehubungan dengan itu, nabi SAW melalui hadis yang sahih telah memberi
amaran agar menjauhkan diri daripada terjebak dalam perbuatan syirik
kerana ia merupakan suatu kebinasaan.
Syirik merupakan suatu kezaliman yang besar. Allah SWT telah merakamkan
di dalam al-Quran nasihat Luqman terhadap anaknya melalui surah Luqman
ayat 13 yang bermaksud:
”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, semasa ia memberi nasihat kepadanya:” Wahai anak kesayanganku, janganlah engkau mempersekutukan Allah (dengan sesuatu yang lain), Sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar”.
Oleh yang demikian, menjadi suatu kewajipan kepada setiap individu
muslim untuk mempastikan agar tidak terjebak dalam perbuatan syirik.
Mungkin masih ada yang tertanya-tanya, apakah maksud syirik sebenarnya?
Syirik adalah perbuatan menyekutukan Allah dalam apa juga bentuk sama
ada perkataan, pegangan, perbuatan dan iktiqad iaitu dengan menjadikan
sesuatu yang lain iaitu makhluk sekutu bagi Allah. Firman Allah dalam
al-Quran Surah al-Ma’idah, ayat 72 bermaksud:
“Bahawasanya, sesiapa yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, maka sesungguhnya Allah haramkan kepadanya syurga dan tempat kembalinya ialah ke neraka”.
Perbuatan syirik boleh dibahagikan kepada dua kategori iaitu syirik
khafi (tersembunyi) dan syirik jali (terang dan nyata). Syirik jali
ialah syirik yang dilakukan secara jelas dan terang yang menjerumuskan
seseorang itu ke dalam lembah kekufuran. Syirik ini boleh berlaku
melalui salah satu daripada tiga keadaan iaitu:
- Menerusi iktiqad: Contohnya ialah meragui atau menafikan kewujudan Allah dan berkeyakinan bahawa sistem ciptaan manusia lebih baik dan sempurna daripada sistem dan perundangan yang diciptakan Allah.
- Menerusi perbuatan atau amalan: Contohnya adalah seperti perbuatan menyembah patung, berhala, batu, pokok, matahari, bulan bintang atau objek tertentu. Begitu juga termasuk dalam kategori ini ialah perbuatan memuja kubur atas dakwaan kubur itu keramat atau meminta bantuan bomoh yang menggunakan makhlus halus dalam perubatan dan sebagainya.
- Menerusi lidah atau perkataan: Contohnya adalah seperti menghalalkan perkara haram atau mengharamkan sesuatu yang dihalalkan.
Syirik khafi pula ialah
syirik yang kecil dan tersembunyi yang menyebabkan hilang atau luputnya
pahala seseorang. Syirik daripada kategori ini banyak berkaitan dengan
perbuatan riyak di dalam beramal atau dalam melakukan sesuatu perkara.
Rasulullah SAW pernah menasihatkan para sahabat supaya berhati-hati dan
menjauhi syirik kecil, lantas ditanya oleh para sahabat apakah yang
dimaksudkan dengan syirik kecil itu. Maka Rasulullah SAW pun menjawab
bahawa syirik kecil yang dimaksudkan ialah riyak dalam melakukan amalan.
Syirik Melalui Bomoh
Antara amalan yang dilakukan oleh segelintir masyarakat Melayu Islam
pada hari ini yang melibatkan perbuatan syirik ialah dengan meminta
bantuan bomoh yang menggunakan perantaraan jin dan makhluk halus dalam
perubatan. Sesuatu yang menghairankan ialah semakin dunia menjadi
canggih dengan pelbagai kemajuan sains dan teknologi, keterlibatan
masyarakat dalam hal-hal syirik seumpama ini pun semakin menjadi-jadi
dan berleluasa.
Sesuatu yang lebih menghairankan ialah terdapatnya golongan terpelajar
di bidang pengajian Islam pun terlibat dalam hal syirik yang seumpama
ini. Apakah ilmu yang dipelajari itu tidak boleh dijadikan benteng untuk
menyekat diri daripada melakukan syirik kepada Allah? Atau ilmu yang
dipelajari hanyalah sekadar untuk ’mencari makan’ semata-mata?.
Larangan meminta bantuan, pertolongan dan perlindungan jin dalam sesuatu
perkara sudah pun jelas dinyatakan hukumnya di dalam al-Quran.
Antaranya ialah firman Allah dalam surah al-Jin ayat 6 yang bermaksud:
”Dan bahawasanya ada beberapa orang lelaki dalam kalangan manusia meminta perlindungan kepada beberapa lelaki dalam kalangan jin, maka jin-jin itu menambahkan bagi mereka dosa dan kesalahan”.
Kekeliruan juga timbul apabila seseorang bomoh itu menyatakan bahawa
yang mendampinginya untuk melakukan perubatan itu bukanlah jin tapi roh
para wali seumpama Syeikh Abdul Qadir Jailani yang akan datang meresap
dalam tubuh bomoh tersebut ketika upacara perubatan dilakukan. Apa yang
lebih menariknya ialah amalan perubatan biasanya dimulakan dengan
ayat-ayat suci al-Quran, menyebabkan pesakit yang datang begitu mudah
mempercayainya.
Setelah itu iaitu setelah beberapa ketika, ’roh’ para wali yang
dimaksudkan itu pun mula masuk ke dalam tubuh bomoh tersebut dan terus
berkomunikasi dengan pesakit dengan bahasa Melayu atau dengan loghat
Jawa dengan ia memperkenalkan dirinya. Sebagai contohnya, ia mengaku
sebagai Syeikh Abdul Qadir Jailani. Amalan seumpama ini dinamakan juga
sebagai amalan ’menurun’.
Persoalannya, sejak bilakah Syeikh Abdul Qadir Jailani mengikuti
’kursus’ Bahasa Melayu sehingga dapat bertutur dalam bahasa Melayu
dengan baik? Justeru, semua ini adalah suatu penipuan daripada jin ke
atas manusia. Hal ini kerana sesuatu yang pasti ialah alam roh tidak
akan bersatu dengan alam ‘syahadah’ dalam kalangan manusia. Oleh itu,
sesuatu yang mustahil ‘roh’ akan datang bertemu manusia dalam keadaan
sedar dan jaga. Akan tetapi sebaliknya yang datang itu bukanlah roh,
namun ia adalah jin!. Lalu sama ada sedar atau pun tidak, seseorang itu
telah melakukan syirik kepada Allah dengan meminta bantuan dan
perlindungan ‘jin’ dalam menyelesaikan sesuatu perkara.
Sehubungan dengan itu, masyarakat hendaklah sentiasa berhati-hati dan
berwaspada dalam setiap tindakan dan amalan agar tidak terjebak dalam
syirik yang membinasakan. Namun begitu, tidak dinafikan bahawa
terdapatnya ‘bomoh’ atau pengamal perubatan Islam yang melaksanakan
perubatan semata-mata dengan ayat-ayat suci al-Quran yang sudah tentu
tidak mendatangkan syirik kepada Allah. Justeru, sebelum berjumpa dengan
mana-mana pengamal perubatan tradisional, hendaklah terlebih dahulu
dipastikan bahawa ia seorang yang berilmu serta tahu hukum-hakam agama
dengan baik.
Sekiranya didapati bahawa pengamal perubatan itu boleh bertukar ‘suara’,
atau menggunakan kaedah ‘menurun’ dan seumpamanya, maka hendaklah
dijauhi daripadanya agar terselamat daripada syirik. Janganlah terpedaya
dengan seseorang yang boleh melakukan sesuatu perkara ‘luar biasa’
sehinggakan terus menganggap ia sebagai wali dan keramat. Ingatlah
pesanan Imam Syafei yang menyatakan : ‘sekiranya engkau melihat pelaku
bid’ah boleh terbang di angkasa, maka janganlah engkau tertipu dan
terpedaya dengannya’.
KEINDAHAN DAN KECANTIKAN SYURGA.
Posted By:
Unknown
on 04:59
Para ulama bersepakat syurga itu terletak di atas dari langit yang ketujuh.
Dalam surah An-Majm ayat 13-15 Allah berfirman: "Sesungguhnya ia (Muhammad) telah melihat Jibril sekali lagi, iaitu di Sidratul Muntaha, dan di dekatnya ada syurga tempat kembali."
Ketika Rasulullah dalam perjalanan Mikraj, Baginda telah berhenti di Sidratul Muntaha. Menurut baginda, Sidratul Muntaha itu berada jauh di luar alam langit (di luar ruang angkasa). Di situlah Baginda dapati terletaknya syurga.
Kemudian dikatakan syurga itu luasnya seluas langit dan bumi sebagaimana difirmankan Allah dalam surah Ali Imran ayat 133:
"Kejarlah oleh kamu ampunan Tuhan kamu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi disediakan bagi orang-orang yang bertakwa."
Ayat di atas memberi pengertian bahawa sungai-sungai di syurga bukanlah mengandungi air-air biasa seperti di dunia ini, sebaliknya ada sungai yang berair susu, ada yang berair anggur (arak) yang tidak memabukkan, ada yang dari madu dan sebagainya. Sungai-sungai ini semuanya mengalir dengan tenang melalui rumah-rumah di syurga, di kebun-kebun dan di celah-celah pokok. Bahkan terdapat juga mata-mata air yang mengalir.
Jadi Allah telah menjanjikan bagi orang yang bertakwa itu sungai yang airnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
= Airnya tidak berubah rasa dan baunya.
= Air susu yang tidak berubah rasa dan warnanya
= Air anggur (arak) yang lazat dan tidak memabukkan bagi peminumnya.
= Madu yang disaring
Sewaktu Israk dan Mikraj, Rasulullah s.a.w. pernah melihat sungai yang dinamakan Al-Kausar. Sungai ini dilingkari oleh bukit-bukit yang terdiri dari permata-permata dan tanahnya dari wewangian yang paling wangi. Tepian sungai ini terdiri dari emas sedangkan anak-anak batunya dari mutiara.
Barangsiapa meminum air dari Al-Kausar ini walau hanya satu kali sahaja, dia tidak merasa haus untuk selama-lamanya.
Tentang nama-nama sungai di syurga, tidak ada disebut dengan jelas di dalam al-Quran. Tetapi dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:
"Bahawasanya di syurga terdapat suatu sungai yang disebut sungai rajab, airnya lebih putih daripada air susu dan rasanya lebih manis daripada madu. Sesiapa yang puasa satu hari dari bulan Rajab, maka Allah memberikan minuman dari sungai itu."
Yang jelas sungai yang bersama Rajab dengan sifat-sifatnya yang luar biasa ini belum pernah dilihat dan dirasakan airnya oleh manusia di dunia ini. Walau bagaimanapun di dalam keterangan-keterangan lain disebutkan bahawa di syurga ada sungai-sungai seperti Al-Kausar dan Al-Firdaus.
Tentang Al-Kausar, Anas r.a. ada bercerita bahawa Rasulullah s.a.w. tidur di atas tikar jerami, tiba-tiba sambil mengangkat kepalanya Baginda tersenyum. Anas bertanya: "Mengapa engkau tertawa ya Rasulullah?" Baginda menjawab: "Ayat yang diturunkan kepadaku tadi (yang bermaksud):
"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak (Al-Kausar), maka dirikanlah solat kerana Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus." (Al-Kausar: 1-2-3).
Kemudian Baginda bertanya: "Adakah engkau tahu apa itu Al-Kausar?" Anas menjawab: "Allah dan RasulNya yang lebih tahu." Lalu Rasul menerangkan: "Al-Kausar itu satu sungai yang dijanjikan kepadaku oleh Allah, pada sungai itu banyak kebajikan. Di atasnya sebuah kolam (Al-Haudi) yang akan datang umatku kepadanya. Bejananya banyak sebanyak bintang-bintang di langit." (Riwayat Muslim).
Seterusnya Imam At-Termizi meriwayatkan, Nabi bersabda: "Bahawa masing-masing nabi itu mempunyai kolam. Mereka ini bangga membanggakan manakah yang lebih banyak orang datang. Dan aku mengharap, bahawa adalah aku yang terbanyak orang datang."
Mendengar tentang banyaknya kenikmatan yang terdapat pada Al-Kausar ini, tentu banyak di antara kita yang berharap untuk dapat menjadi golongan orang-orang yang dapat datang ke tempat tersebut. Agar harapan ini menjadi nyata, hendaklah kita berusaha mencari keredhaan Allah dalam kehidupan ini dari segala segi.
Syurga itu Bertingkat-Tingkat
Syurga itu bertingkat-tingkat dan setiap tingkat berbeza-beza pula. Jarak antara satu tingkat dengan tingkat yang lain ialah seperti jarak antara bumi dan langit. Adapun tingkatan syurga yang paling tinggi darjatnya dinamakan "Al-Firdaus". Di atas Al-Firdaus inilah terletak "Arsy Rahman (Mahligai Tuhan).
Selain itu, keistimewaan syurga Al-Firdaus ialah para penghuninya akan dapat melihat wajah Allah dua kali dalam sehari iaitu pada waktu pagi dan petang. Sedangkan nikmat yang tertinggi di dalam syurga ialah apabila manusia dapat menatap wajah Allah.
Adapun cara melihat Allah bukanlah seperti halnya kita melihat dengan mata biasa seperti yang lazim berlaku, tetapi caranya ialah dengan penglihatan mata yang telah ditentukan Allah buat para penduduk syurga.
Segala yang ada di syurga itu indah-indah belaka jauh lebih indah dari apa yang ada di atas muka bumi ini. Tetapi yang terindah di syurga ialah pandangan terhadap Allah, tidak sesuatu kenikmatan lain yang dapat melebihi keistimewaannya.
Cuba kita bayangkan di dunia ini sahaja, kalaulah kita diberikan kesempatan bertemu dan berbual-bual dengan salah seorang pemimpin negara, tentu kita akan sangat gembira dan bahagia dengan pengalaman tersebut. Inikan pula akan bertemu dengan Allah yang menciptakan dunia ini.
Firman Allah dalam surah Al-Qiyamah ayat 22-23 yang bermaksud:
"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat"
Rasulullah pernah bertanya kepada Jibril: "Hai Jibril pernahkah kau melihat Allah?" jawab Jibril pernahkah kau melihat Allah?" jawab Jibril: "Bahawa di antara saya dan Tuhan ada 79 tutup yang terdiri dari lapisan-lapisan cahaya. Bila terbuka tutup yang paling luar, maka akan terbakarlah aku memandangNya. Sedangkan antara engkau dan Tuhan ada 71 lapisan tutup dari cahaya. Bila terbuka tutup yang paling luar, engkau akan terbakar pula memandangnya."
Dalam hal ini pernah Nabi Musa a.s. meminta kepada Allah untuk melihatNya. Tetapi baru sahaja Allah menunjukkan diri kepada gunung, gunung itu bergegar dan hancur sehingga Musa jatuh pengsan. Ini membuktikan gunung yang bagaimana juga kukuhnya akan hancur bila Tuhan menunjukkan diriNya, inikan pula manusia yang lemah.
Kemudian dalam satu riwayat lain digambarkan syurga itu sebagai berikut :
= Tingkatan syurga pertama yang dibuat dari bahan perak baik kampung,rumah, pintu dan kuncinya.
= Tingkatan syurga kedua yang dibuat dari bahan emas baik kampung,rumah, pintu dan kuncinya.
= Tingkatan syurga ketiga yang kampung, rumah, pintu dan kuncinya dibuat dari bahan yakut dan lukluk (mutiara).
Taman-Taman Di Syurga
Allah menciptakan perkara-perkara yang luar biasa indah dan nikmatnya kepada orang-orang yang bertakwa sehingga menurut Nabi Muhammad s.a.w. di syurga itu terdapat apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta tidak pernah pula terlintas di hati manusia.
Kalau di dunia ini kita selalu melihat macam-macam taman yang dihiasi indah dengan aneka macam tumbuhan dan bermacam-macam bunga, di situ kita boleh menghabiskan masa berjam-jam sambil menikmati keindahannya juga mencari ketenangan. Maka begitu juga di syurga, Allah menciptakan taman-taman bagi penghuninya.
Ada dua bentuk taman di syurga: (1) Dua taman yang dicipta Allah dari perak dengan segala apa yang ada padanya. (2) Dua taman yang dicipta Allah dari emas dengan segala apa yang ada padanya. (Riwayat Bukhari Muslim).
Pada taman-taman ini terdapat bermacam-macam buah-buahan sama ada kurma ataupun delima, air mata air dan sungai yang terus-menerus mengalir airnya dengan tenang.
At-Tabrani meriwayatkan bahawa di taman-taman tersebut ada pohon-pohon yang rendang, besar, tinggi dan luas. Bila bidadari-bidadari bernyanyi di bawahnya, daun-daun dan ranting-ranting pohon-pohon itu bergerak-gerak sambil mengeluarkan bunyi-bunyian yang amat merdu pula.
Apabila angin berhembus lalu menyentuh daun dan ranting, maka akan terdengar desiran yang amat merdu pula. Sehingga tidak dapat dibanding manakah yang lebih merdu antara suara bidadari-bidadari atau bunyi desiran pohon-pohon tersebut.
Pintu-Pintu Syurga
Sebelum masuk ke syurga, penghuni-penghuninya akan melalui pintu-pintu syurga terlebih dahulu. Pintu-pintu ini ada bermacam-macam pula jenisnya. Hal ini disebutkan di dalam al-Quran Surah Shaad ayat 49-50 yang bermaksud:
"Ini adalah kehormatan bagi mereka dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (iaitu) syurga dan yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka."
Kemudian Abu Hurairah ada meriwayatkan sebuah Hadis Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dan bagi syurga itu lapan pintu. Maka siapa yang termasuk dari orang yang menegakkan ibadah sembahyang, dia akan dipanggil dari pintu sembahyang. Bagi orang berpuasa ia akan dipanggil dari pintu puasa. Orang yang brsedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. Dan yang berjihad akan dipanggil dari pintu jihad." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Oleh kerana itu kalau seorang semasa hidupnya benar-benar melaksanakan segala hal yang disebut tadi, maka ia akan dipanggil untuk masuk melalui ke semua pintu-pintu tersebut.
Adapun pintu syurga bagi orang yang melakukan ibadah puasa dinamakan Ar-Rayyan. Sedangkan setiap Muslim yang pernah kematian tiga orang anak-anaknya yang masih kecil diberi kebebasan untuk masuk ke syurga melalui pintu mana sahaja yang disukainya.
Penghuni-penghuni syurga setiap orang mempunyai pintu-pintu tersendiri. Satu pintu untuk tempat masuknya sendiri. Satu untuk isterinya. Satu untuk tamu-tamu (malaikat dan kawan-kawannya). Satu menuju ke neraka untuk rasa nikmat Allah atas dirinya, dan satu pintu ke Arsy (Mahligai Allah untuk melihat wajah Allah).
Dalam buku "Ahli Syurga dan kenikmatannya" diterangkan, selain yang tersebut di atas ada lagi pintu-pintu yang diberi nama :
= Pintu para rasul dan nabi
= Pintu zakat
= Pintu haji
= Pintu syahadat dan selawat
= Pintu syuhada
= Pintu salihin
= Pintu siddiqin
= Pintu ilmu dan iman
= Pintu rahmat
= Pintu taubat
Dalam hadis riwayat Bukhari-Muslim, Rasulullah bersabda:
"Demi Allah, demi antara dua ambang pintu syurga itu bagaikan jarak antara Makkah dan Basrah."
Jelaslah pada kita betapa luasnya pintu-pintu yang terdapat di dalam syurga.
Bilik-Bilik, Rumah dan Istana di Syurga
Untuk lebih menyeronokkan lagi, maka pada penghuni-penghuni syurga diberikan bilik-bilik khas, rumah dan istana yang dibuat dari permata-permata yang tembus dipandang mata seperti kaca. Di dalamnya penuh dengan kenikmatan dan kelazatan yang tidak pernah dilihat mata serta didengar telinga.
Pernah pada suatu hari para sahabat bertanya kepada Rasulullah: "Untuk siapakah Allah menyediakan bilik-bilik seperti itu ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab: "Bagi mereka yang menyebarkan salam, menyumbangkan makanan, terus berpuasa dan berjaga malam mengerjakan sembahyang sedangkan orang lain tidur nyenyak."
Lalu sahabat-sahabat bertanya lagi : "Siapakah yang tahan dan sanggup berbuat demikian ya Rasulullah?"
Jawab Baginda lagi: "Umatku! Dengarlah ...sesiapa yang bertemu sesama Muslim lalu ia memberi salam, itu bererti telah menyebarkan salam. Barang siapa yang memberi makan anak-anak dan isterinya sampai kenyang, bererti ia telah menyumbangkan makanan. Sesiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dan ditambah dengan tiga hari pada setiap bulan, itu bererti ia terus menerus berpuasa. Dan sesiapa yang menunaikan sembahyang Isyak terakhir dengan berjemaah, bererti dia telah bersembahyang malam sedang manusia tidur." (Riwayat Abu Naim dari Jabir).
Bagi penghuni syurga ini, disediakan bilik-bilik sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam Surah Az-Zumar ayat 20:
"Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janjinya."
Kemudian di dalam firmanNya Surah Muhammad ayat 6 yang bermaksud:
"Dan memasukkan mereka ke dalam syurga yang telah diperkenankanNya kepada mereka."
Selain menerangkan keadaan bilik-bilik di syurga, ayat di atas juga menerangkan bahawa setiap orang yang masuk ke syurga itu mengetahui tempat mereka masing-masing tanpa perlu ditunjuk seolah-olah (bilik rumah dan istana-istana itu) sudah lama dikenalinya.
Kemudian dalam surah Al-Furqan ayat 10, Allah berfirman:
"Maha suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, nescaya dijadikanNya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (iaitu) syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikanNya (pula) untukmu istana-istana."
Ayat ini mengisyaratkan bahawa di dalam syurga terdapat istana tetapi tidak dijelaskan bagaimana bentuk rupa istana tersebut, sama ada bertingkat-tingkat menjulang tinggi atau sebaliknya. Di samping bilik dan istana dan pula rumah-rumah. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
Sesiapa yang membaca Surah Al-Ikhlas sebanyak 10 kali, maka Allah berkenan membangunkan baginya rumah di syurga. (Riwayat Muslim).
Pohon-Pohon dan Buah-Buahan di Syurga
Keindahan alam dengan pohon-pohon yang rimbun menghijau serta aneka macam jenis bunga-bunga yang menawan dapat memberikan kedamaian jiwa bagi siapa yang memandangnya.
Bayangkanlah kalau kita berada di tengah-tengah kebun bunga yang seperti itu ditambah pula dengan pohon-pohon yang mengeluarkan bermacam-macam jenis buah-buahan, tentu kita akan asyik dan enggan pergi atau meninggalkan tempat tersebut.
Di syurga, Allah memberikan kepada penghuni-penghuninya lebih dari itu sebagaimana firmanNya yang bermaksud:
"Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu, berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya dan naungan yang terbentang luas; dan air yang tercurah; dan buah-buahan yang banyak tidak berhenti (buah-buahan yang banyak tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya." (Al-Waqiah: 27-33).
Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. (Ar-Rahman: 48).
Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. (Ar-Rahman: 68)
Dan naungan (pohon-pohon syurga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. (Al-Insan: 14).
Di syurga juga ada sejenis pohon yang dinamakan tuba. Abu Hurairah berkata:
Sesungguhnya di dalam syurga itu terdapat sebatang pohon yang dipanggil "tuba" dan Allah berfirman kepadanya: "Keluarkanlah untuk hambaKu apa-apa yang mereka kehendaki." Maka keluarlah kuda dengan kekang serta pelana dan apa-apa keperluan yang dikehendaki dan dikeluarkan pula untuknya kenderaan dengan tempat duduk serta pengikatnya, apa-apa keperluan yang dikehendaki dan juga pakaian-pakaian. (Riwayat Ibnu Abid Dunya).
Ibnu Hibban meriwayatkan Hadis daripada Abu Said yang menceritakan seorang lelaki datang kepada Rasulullah dan bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah tuba itu?" Baginda menjawab: "Ialah sebatang pohon yang sangat rindang. Rindangnya sejauh 100 tahun perjalanan, (manakala) pakaian-pakaian penghuni syurga adalah daripada kelopak-kelopaknya."
Keistimewaan pohon-pohon di syurga ini semua umbi-umbinya diciptakan Allah daripada emas. Adapun pohon bidara di syurga itu bercabang-cabang. Setiap cabangnya mengeluarkan sebiji buah, kemudian dari buah ini keluar pula 72 jenis makanan yang berlainan.
Sedangkan pohon-pohon kurma pula diciptakan Allah s.w.t. dalam bentuk yang sangat luar biasa sebagaimana Abdullah bin Al-Mubarak, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Abid Dunya dan Al-Hakaim meriwayatkan perkataan Ibnu Abbas r.a.:
"Pokok kurma syurga itu batangnya daripada permata Zamrud yang hijau, pangkal-pangkal pelepahnya daripada emas yang merah dan setiap satu pelepahnya menjadi pakaian penghuni syurga, daripadanyalah pakaian dan perhiasan-perhiasan mereka dipotong dan dijahit. Manakala buahnya seperti tempayan, lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu dan lebih lembut daripada buih dan tiada mempunyai benih."
Dalam surah An-Majm ayat 13-15 Allah berfirman: "Sesungguhnya ia (Muhammad) telah melihat Jibril sekali lagi, iaitu di Sidratul Muntaha, dan di dekatnya ada syurga tempat kembali."
Ketika Rasulullah dalam perjalanan Mikraj, Baginda telah berhenti di Sidratul Muntaha. Menurut baginda, Sidratul Muntaha itu berada jauh di luar alam langit (di luar ruang angkasa). Di situlah Baginda dapati terletaknya syurga.
Kemudian dikatakan syurga itu luasnya seluas langit dan bumi sebagaimana difirmankan Allah dalam surah Ali Imran ayat 133:
"Kejarlah oleh kamu ampunan Tuhan kamu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi disediakan bagi orang-orang yang bertakwa."
Ayat di atas memberi pengertian bahawa sungai-sungai di syurga bukanlah mengandungi air-air biasa seperti di dunia ini, sebaliknya ada sungai yang berair susu, ada yang berair anggur (arak) yang tidak memabukkan, ada yang dari madu dan sebagainya. Sungai-sungai ini semuanya mengalir dengan tenang melalui rumah-rumah di syurga, di kebun-kebun dan di celah-celah pokok. Bahkan terdapat juga mata-mata air yang mengalir.
Jadi Allah telah menjanjikan bagi orang yang bertakwa itu sungai yang airnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
= Airnya tidak berubah rasa dan baunya.
= Air susu yang tidak berubah rasa dan warnanya
= Air anggur (arak) yang lazat dan tidak memabukkan bagi peminumnya.
= Madu yang disaring
Sewaktu Israk dan Mikraj, Rasulullah s.a.w. pernah melihat sungai yang dinamakan Al-Kausar. Sungai ini dilingkari oleh bukit-bukit yang terdiri dari permata-permata dan tanahnya dari wewangian yang paling wangi. Tepian sungai ini terdiri dari emas sedangkan anak-anak batunya dari mutiara.
Barangsiapa meminum air dari Al-Kausar ini walau hanya satu kali sahaja, dia tidak merasa haus untuk selama-lamanya.
Tentang nama-nama sungai di syurga, tidak ada disebut dengan jelas di dalam al-Quran. Tetapi dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:
"Bahawasanya di syurga terdapat suatu sungai yang disebut sungai rajab, airnya lebih putih daripada air susu dan rasanya lebih manis daripada madu. Sesiapa yang puasa satu hari dari bulan Rajab, maka Allah memberikan minuman dari sungai itu."
Yang jelas sungai yang bersama Rajab dengan sifat-sifatnya yang luar biasa ini belum pernah dilihat dan dirasakan airnya oleh manusia di dunia ini. Walau bagaimanapun di dalam keterangan-keterangan lain disebutkan bahawa di syurga ada sungai-sungai seperti Al-Kausar dan Al-Firdaus.
Tentang Al-Kausar, Anas r.a. ada bercerita bahawa Rasulullah s.a.w. tidur di atas tikar jerami, tiba-tiba sambil mengangkat kepalanya Baginda tersenyum. Anas bertanya: "Mengapa engkau tertawa ya Rasulullah?" Baginda menjawab: "Ayat yang diturunkan kepadaku tadi (yang bermaksud):
"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak (Al-Kausar), maka dirikanlah solat kerana Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus." (Al-Kausar: 1-2-3).
Kemudian Baginda bertanya: "Adakah engkau tahu apa itu Al-Kausar?" Anas menjawab: "Allah dan RasulNya yang lebih tahu." Lalu Rasul menerangkan: "Al-Kausar itu satu sungai yang dijanjikan kepadaku oleh Allah, pada sungai itu banyak kebajikan. Di atasnya sebuah kolam (Al-Haudi) yang akan datang umatku kepadanya. Bejananya banyak sebanyak bintang-bintang di langit." (Riwayat Muslim).
Seterusnya Imam At-Termizi meriwayatkan, Nabi bersabda: "Bahawa masing-masing nabi itu mempunyai kolam. Mereka ini bangga membanggakan manakah yang lebih banyak orang datang. Dan aku mengharap, bahawa adalah aku yang terbanyak orang datang."
Mendengar tentang banyaknya kenikmatan yang terdapat pada Al-Kausar ini, tentu banyak di antara kita yang berharap untuk dapat menjadi golongan orang-orang yang dapat datang ke tempat tersebut. Agar harapan ini menjadi nyata, hendaklah kita berusaha mencari keredhaan Allah dalam kehidupan ini dari segala segi.
Syurga itu Bertingkat-Tingkat
Syurga itu bertingkat-tingkat dan setiap tingkat berbeza-beza pula. Jarak antara satu tingkat dengan tingkat yang lain ialah seperti jarak antara bumi dan langit. Adapun tingkatan syurga yang paling tinggi darjatnya dinamakan "Al-Firdaus". Di atas Al-Firdaus inilah terletak "Arsy Rahman (Mahligai Tuhan).
Selain itu, keistimewaan syurga Al-Firdaus ialah para penghuninya akan dapat melihat wajah Allah dua kali dalam sehari iaitu pada waktu pagi dan petang. Sedangkan nikmat yang tertinggi di dalam syurga ialah apabila manusia dapat menatap wajah Allah.
Adapun cara melihat Allah bukanlah seperti halnya kita melihat dengan mata biasa seperti yang lazim berlaku, tetapi caranya ialah dengan penglihatan mata yang telah ditentukan Allah buat para penduduk syurga.
Segala yang ada di syurga itu indah-indah belaka jauh lebih indah dari apa yang ada di atas muka bumi ini. Tetapi yang terindah di syurga ialah pandangan terhadap Allah, tidak sesuatu kenikmatan lain yang dapat melebihi keistimewaannya.
Cuba kita bayangkan di dunia ini sahaja, kalaulah kita diberikan kesempatan bertemu dan berbual-bual dengan salah seorang pemimpin negara, tentu kita akan sangat gembira dan bahagia dengan pengalaman tersebut. Inikan pula akan bertemu dengan Allah yang menciptakan dunia ini.
Firman Allah dalam surah Al-Qiyamah ayat 22-23 yang bermaksud:
"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat"
Rasulullah pernah bertanya kepada Jibril: "Hai Jibril pernahkah kau melihat Allah?" jawab Jibril pernahkah kau melihat Allah?" jawab Jibril: "Bahawa di antara saya dan Tuhan ada 79 tutup yang terdiri dari lapisan-lapisan cahaya. Bila terbuka tutup yang paling luar, maka akan terbakarlah aku memandangNya. Sedangkan antara engkau dan Tuhan ada 71 lapisan tutup dari cahaya. Bila terbuka tutup yang paling luar, engkau akan terbakar pula memandangnya."
Dalam hal ini pernah Nabi Musa a.s. meminta kepada Allah untuk melihatNya. Tetapi baru sahaja Allah menunjukkan diri kepada gunung, gunung itu bergegar dan hancur sehingga Musa jatuh pengsan. Ini membuktikan gunung yang bagaimana juga kukuhnya akan hancur bila Tuhan menunjukkan diriNya, inikan pula manusia yang lemah.
Kemudian dalam satu riwayat lain digambarkan syurga itu sebagai berikut :
= Tingkatan syurga pertama yang dibuat dari bahan perak baik kampung,rumah, pintu dan kuncinya.
= Tingkatan syurga kedua yang dibuat dari bahan emas baik kampung,rumah, pintu dan kuncinya.
= Tingkatan syurga ketiga yang kampung, rumah, pintu dan kuncinya dibuat dari bahan yakut dan lukluk (mutiara).
Taman-Taman Di Syurga
Allah menciptakan perkara-perkara yang luar biasa indah dan nikmatnya kepada orang-orang yang bertakwa sehingga menurut Nabi Muhammad s.a.w. di syurga itu terdapat apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta tidak pernah pula terlintas di hati manusia.
Kalau di dunia ini kita selalu melihat macam-macam taman yang dihiasi indah dengan aneka macam tumbuhan dan bermacam-macam bunga, di situ kita boleh menghabiskan masa berjam-jam sambil menikmati keindahannya juga mencari ketenangan. Maka begitu juga di syurga, Allah menciptakan taman-taman bagi penghuninya.
Ada dua bentuk taman di syurga: (1) Dua taman yang dicipta Allah dari perak dengan segala apa yang ada padanya. (2) Dua taman yang dicipta Allah dari emas dengan segala apa yang ada padanya. (Riwayat Bukhari Muslim).
Pada taman-taman ini terdapat bermacam-macam buah-buahan sama ada kurma ataupun delima, air mata air dan sungai yang terus-menerus mengalir airnya dengan tenang.
At-Tabrani meriwayatkan bahawa di taman-taman tersebut ada pohon-pohon yang rendang, besar, tinggi dan luas. Bila bidadari-bidadari bernyanyi di bawahnya, daun-daun dan ranting-ranting pohon-pohon itu bergerak-gerak sambil mengeluarkan bunyi-bunyian yang amat merdu pula.
Apabila angin berhembus lalu menyentuh daun dan ranting, maka akan terdengar desiran yang amat merdu pula. Sehingga tidak dapat dibanding manakah yang lebih merdu antara suara bidadari-bidadari atau bunyi desiran pohon-pohon tersebut.
Pintu-Pintu Syurga
Sebelum masuk ke syurga, penghuni-penghuninya akan melalui pintu-pintu syurga terlebih dahulu. Pintu-pintu ini ada bermacam-macam pula jenisnya. Hal ini disebutkan di dalam al-Quran Surah Shaad ayat 49-50 yang bermaksud:
"Ini adalah kehormatan bagi mereka dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (iaitu) syurga dan yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka."
Kemudian Abu Hurairah ada meriwayatkan sebuah Hadis Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dan bagi syurga itu lapan pintu. Maka siapa yang termasuk dari orang yang menegakkan ibadah sembahyang, dia akan dipanggil dari pintu sembahyang. Bagi orang berpuasa ia akan dipanggil dari pintu puasa. Orang yang brsedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. Dan yang berjihad akan dipanggil dari pintu jihad." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Oleh kerana itu kalau seorang semasa hidupnya benar-benar melaksanakan segala hal yang disebut tadi, maka ia akan dipanggil untuk masuk melalui ke semua pintu-pintu tersebut.
Adapun pintu syurga bagi orang yang melakukan ibadah puasa dinamakan Ar-Rayyan. Sedangkan setiap Muslim yang pernah kematian tiga orang anak-anaknya yang masih kecil diberi kebebasan untuk masuk ke syurga melalui pintu mana sahaja yang disukainya.
Penghuni-penghuni syurga setiap orang mempunyai pintu-pintu tersendiri. Satu pintu untuk tempat masuknya sendiri. Satu untuk isterinya. Satu untuk tamu-tamu (malaikat dan kawan-kawannya). Satu menuju ke neraka untuk rasa nikmat Allah atas dirinya, dan satu pintu ke Arsy (Mahligai Allah untuk melihat wajah Allah).
Dalam buku "Ahli Syurga dan kenikmatannya" diterangkan, selain yang tersebut di atas ada lagi pintu-pintu yang diberi nama :
= Pintu para rasul dan nabi
= Pintu zakat
= Pintu haji
= Pintu syahadat dan selawat
= Pintu syuhada
= Pintu salihin
= Pintu siddiqin
= Pintu ilmu dan iman
= Pintu rahmat
= Pintu taubat
Dalam hadis riwayat Bukhari-Muslim, Rasulullah bersabda:
"Demi Allah, demi antara dua ambang pintu syurga itu bagaikan jarak antara Makkah dan Basrah."
Jelaslah pada kita betapa luasnya pintu-pintu yang terdapat di dalam syurga.
Bilik-Bilik, Rumah dan Istana di Syurga
Untuk lebih menyeronokkan lagi, maka pada penghuni-penghuni syurga diberikan bilik-bilik khas, rumah dan istana yang dibuat dari permata-permata yang tembus dipandang mata seperti kaca. Di dalamnya penuh dengan kenikmatan dan kelazatan yang tidak pernah dilihat mata serta didengar telinga.
Pernah pada suatu hari para sahabat bertanya kepada Rasulullah: "Untuk siapakah Allah menyediakan bilik-bilik seperti itu ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab: "Bagi mereka yang menyebarkan salam, menyumbangkan makanan, terus berpuasa dan berjaga malam mengerjakan sembahyang sedangkan orang lain tidur nyenyak."
Lalu sahabat-sahabat bertanya lagi : "Siapakah yang tahan dan sanggup berbuat demikian ya Rasulullah?"
Jawab Baginda lagi: "Umatku! Dengarlah ...sesiapa yang bertemu sesama Muslim lalu ia memberi salam, itu bererti telah menyebarkan salam. Barang siapa yang memberi makan anak-anak dan isterinya sampai kenyang, bererti ia telah menyumbangkan makanan. Sesiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dan ditambah dengan tiga hari pada setiap bulan, itu bererti ia terus menerus berpuasa. Dan sesiapa yang menunaikan sembahyang Isyak terakhir dengan berjemaah, bererti dia telah bersembahyang malam sedang manusia tidur." (Riwayat Abu Naim dari Jabir).
Bagi penghuni syurga ini, disediakan bilik-bilik sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam Surah Az-Zumar ayat 20:
"Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janjinya."
Kemudian di dalam firmanNya Surah Muhammad ayat 6 yang bermaksud:
"Dan memasukkan mereka ke dalam syurga yang telah diperkenankanNya kepada mereka."
Selain menerangkan keadaan bilik-bilik di syurga, ayat di atas juga menerangkan bahawa setiap orang yang masuk ke syurga itu mengetahui tempat mereka masing-masing tanpa perlu ditunjuk seolah-olah (bilik rumah dan istana-istana itu) sudah lama dikenalinya.
Kemudian dalam surah Al-Furqan ayat 10, Allah berfirman:
"Maha suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, nescaya dijadikanNya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (iaitu) syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikanNya (pula) untukmu istana-istana."
Ayat ini mengisyaratkan bahawa di dalam syurga terdapat istana tetapi tidak dijelaskan bagaimana bentuk rupa istana tersebut, sama ada bertingkat-tingkat menjulang tinggi atau sebaliknya. Di samping bilik dan istana dan pula rumah-rumah. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
Sesiapa yang membaca Surah Al-Ikhlas sebanyak 10 kali, maka Allah berkenan membangunkan baginya rumah di syurga. (Riwayat Muslim).
Pohon-Pohon dan Buah-Buahan di Syurga
Keindahan alam dengan pohon-pohon yang rimbun menghijau serta aneka macam jenis bunga-bunga yang menawan dapat memberikan kedamaian jiwa bagi siapa yang memandangnya.
Bayangkanlah kalau kita berada di tengah-tengah kebun bunga yang seperti itu ditambah pula dengan pohon-pohon yang mengeluarkan bermacam-macam jenis buah-buahan, tentu kita akan asyik dan enggan pergi atau meninggalkan tempat tersebut.
Di syurga, Allah memberikan kepada penghuni-penghuninya lebih dari itu sebagaimana firmanNya yang bermaksud:
"Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu, berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya dan naungan yang terbentang luas; dan air yang tercurah; dan buah-buahan yang banyak tidak berhenti (buah-buahan yang banyak tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya." (Al-Waqiah: 27-33).
Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. (Ar-Rahman: 48).
Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. (Ar-Rahman: 68)
Dan naungan (pohon-pohon syurga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. (Al-Insan: 14).
Di syurga juga ada sejenis pohon yang dinamakan tuba. Abu Hurairah berkata:
Sesungguhnya di dalam syurga itu terdapat sebatang pohon yang dipanggil "tuba" dan Allah berfirman kepadanya: "Keluarkanlah untuk hambaKu apa-apa yang mereka kehendaki." Maka keluarlah kuda dengan kekang serta pelana dan apa-apa keperluan yang dikehendaki dan dikeluarkan pula untuknya kenderaan dengan tempat duduk serta pengikatnya, apa-apa keperluan yang dikehendaki dan juga pakaian-pakaian. (Riwayat Ibnu Abid Dunya).
Ibnu Hibban meriwayatkan Hadis daripada Abu Said yang menceritakan seorang lelaki datang kepada Rasulullah dan bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah tuba itu?" Baginda menjawab: "Ialah sebatang pohon yang sangat rindang. Rindangnya sejauh 100 tahun perjalanan, (manakala) pakaian-pakaian penghuni syurga adalah daripada kelopak-kelopaknya."
Keistimewaan pohon-pohon di syurga ini semua umbi-umbinya diciptakan Allah daripada emas. Adapun pohon bidara di syurga itu bercabang-cabang. Setiap cabangnya mengeluarkan sebiji buah, kemudian dari buah ini keluar pula 72 jenis makanan yang berlainan.
Sedangkan pohon-pohon kurma pula diciptakan Allah s.w.t. dalam bentuk yang sangat luar biasa sebagaimana Abdullah bin Al-Mubarak, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Abid Dunya dan Al-Hakaim meriwayatkan perkataan Ibnu Abbas r.a.:
"Pokok kurma syurga itu batangnya daripada permata Zamrud yang hijau, pangkal-pangkal pelepahnya daripada emas yang merah dan setiap satu pelepahnya menjadi pakaian penghuni syurga, daripadanyalah pakaian dan perhiasan-perhiasan mereka dipotong dan dijahit. Manakala buahnya seperti tempayan, lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu dan lebih lembut daripada buih dan tiada mempunyai benih."
Doa-Doa Amalan Seharian.
Posted By:
Unknown
on 04:36
DOA
mohon rezeki
"Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami iaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah rezeki kami dan Engkaulah pemberi rezeki yang paling utama." (Surah al-Maidah ayat 114).
DOA mohon dilancarkan lisan dalam berbicara
"Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku."
DOA mohon agar diri dan keturunan dijadikan orang yang tetap mendirikan solat.
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan solat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (Surah Ibrahim ayat 40).
DOA mohon keampunan atas kesalahan meminta sesuatu yang tidak diketahui hakikatnya.
"Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dan memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, nescaya aku akan termasuk orang-orang yang rugi." (Surah Hud ayat 47).
DOA mohon diberi keputusan yang baik
"Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya." (Surah al-A'raaf ayat 89).
DOA apabila berada dalam keadaan kesusahan dan penderitaan
"Allah, Dialah Allah Tuhanku, aku tidak menyekutui-Nya dengan sesuatu pun. Tiada Tuhan yang sebenar-benarnya melainkan Engkau jua. Maha Suci Engkau sesungguhnya aku adalah orang yang menzalimi diri sendiri."
DOA mohon diberi kesabaran
"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami dan kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (Surah al-Baqarah ayat 250)
DOA apabila melihat sesuatu yang disukai
"Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala amalan yang baik."
DOA mohon ketetapan iman
"Wahai Tuhanku, berikanlah kepadaku iman yang kuat dan keyakinan yang tidak lagi di pengaruhi kekufuran dan berikanlah kepadaku rahmat yang dengan dia aku mencapai kemuliaan dari kemuliaan-Mu di dunia dan akhirat."
DOA mohon dijauhkan daripada bencana
"Dan peliharalah mereka daripada (balasan) kejahatan dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar." (Surah al-Mukmin ayat 9)
DOA mohon anugerah keturunan dan waris yang baik
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah pewaris Yang Paling Baik." (Surah al-Anbiya' ayat 189)
DOA mohon anugerah isteri dan keturunan yang menyenangkan hati
"Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (Surah al-Furqan ayat 74).
SUMBER ---- http://naimjantan.blogspot.com/2012/07/doa-doa-amalan-mukmin.html
"Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami iaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah rezeki kami dan Engkaulah pemberi rezeki yang paling utama." (Surah al-Maidah ayat 114).
DOA mohon dilancarkan lisan dalam berbicara
"Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku."
DOA mohon agar diri dan keturunan dijadikan orang yang tetap mendirikan solat.
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan solat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (Surah Ibrahim ayat 40).
DOA mohon keampunan atas kesalahan meminta sesuatu yang tidak diketahui hakikatnya.
"Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dan memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, nescaya aku akan termasuk orang-orang yang rugi." (Surah Hud ayat 47).
DOA mohon diberi keputusan yang baik
"Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya." (Surah al-A'raaf ayat 89).
DOA apabila berada dalam keadaan kesusahan dan penderitaan
"Allah, Dialah Allah Tuhanku, aku tidak menyekutui-Nya dengan sesuatu pun. Tiada Tuhan yang sebenar-benarnya melainkan Engkau jua. Maha Suci Engkau sesungguhnya aku adalah orang yang menzalimi diri sendiri."
DOA mohon diberi kesabaran
"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami dan kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (Surah al-Baqarah ayat 250)
DOA apabila melihat sesuatu yang disukai
"Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala amalan yang baik."
DOA mohon ketetapan iman
"Wahai Tuhanku, berikanlah kepadaku iman yang kuat dan keyakinan yang tidak lagi di pengaruhi kekufuran dan berikanlah kepadaku rahmat yang dengan dia aku mencapai kemuliaan dari kemuliaan-Mu di dunia dan akhirat."
DOA mohon dijauhkan daripada bencana
"Dan peliharalah mereka daripada (balasan) kejahatan dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar." (Surah al-Mukmin ayat 9)
DOA mohon anugerah keturunan dan waris yang baik
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah pewaris Yang Paling Baik." (Surah al-Anbiya' ayat 189)
DOA mohon anugerah isteri dan keturunan yang menyenangkan hati
"Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (Surah al-Furqan ayat 74).
SUMBER ---- http://naimjantan.blogspot.com/2012/07/doa-doa-amalan-mukmin.html
Manusia Yang Sanggup Terjun Ke Neraka.
Posted By:
Unknown
on 02:59
Adi bin Hatim r.a meriwayatkan sebuah hadis Rasulullah s.a.w katanya, baginda bersabda yang bermaksud :
“Tidak ada seorang pun antara manusia di akhirat kelak kecuali dia akan berhadapan dengan Allah. Antara manusia dan Tuhan tidak ada jurubahasa”.
(Hadis Riwayat Muslim)
Pertemuan dengan Allah di akhirat adalah sesuatu agenda utama manusia ketika dibangkitkan di Mashyar kelak, setelah kita berusaha keras dengan beribadat bersungguh-sungguh kepadaNya.
Orang-orang yang beriman lagi soleh bukan saja dapat bertemu Allah malah dapat menatap wajah Yang Maha Agung. Sementara orang-orang yang menderhaka penciptaNya juga dapat bertemu dengan Allah tetapi tidak dapat menatap wajahNya. Sekiranya golongan ini gagal menatap wajah Allah, apatah lagi golongan-golongan yang kufur kepadaNya.
Walaubagaimanapun mereka pasti bertemu denganNya tanpa jurubahasa ataupun perantara. Yang dimaksudkan bertemu Allah itu ialah mereka pasti berhadapan dengan mahkamah Allah (Mahkamah Qadhi Rabbul Jalil) itu tidak memerlukan bantuan malaikat untuk menjalan tugas pendakwaan, maupun sebarang juru bahasa untuk menterjemahkan segala perbuatan keji dan kemungkaran yang dilakukan oleh manusia.
Segala urusan daripada Hari Pendedahan segala rahsia perbuatan mungkar dan keji itu, segala penyerahan catatan akan dilakukan Allah sendiri. Rasulullah s.a.w menjelaskan bahawa setiap hamba pasti berdepan dengan Allah di akhirat.
Dalam hadis yang lain Rasulullah s.a.w menjelaskan mengenai Hari Pendedahan yang dilakukan oleh Allah terhadap hambaNya di akhirat, ada di kalangan manusia yang memohon kepada Allah supaya segala keburukan diri mereka tidak didedahkan di khalayak ramai kerana tidak sanggup menanggung malu yang amat sangat. Ada antara mereka menganggap lebih baik mereka terus dicampakkan ke neraka asalkan tidak didedahkan perbuatan mereka yang keji dan hodoh.
Di akhirat nanti, akan ada manusia yang sudah bersedia untuk terjun ke bawah neraka daripada dimalukan dikhalayak ramai. Begitulah keadaan gawat yang berlaku di Mahsyar apabila Allah melaksanakan sesi Yaumul “Ardh.
SUMBER
“Tidak ada seorang pun antara manusia di akhirat kelak kecuali dia akan berhadapan dengan Allah. Antara manusia dan Tuhan tidak ada jurubahasa”.
(Hadis Riwayat Muslim)
Pertemuan dengan Allah di akhirat adalah sesuatu agenda utama manusia ketika dibangkitkan di Mashyar kelak, setelah kita berusaha keras dengan beribadat bersungguh-sungguh kepadaNya.
Orang-orang yang beriman lagi soleh bukan saja dapat bertemu Allah malah dapat menatap wajah Yang Maha Agung. Sementara orang-orang yang menderhaka penciptaNya juga dapat bertemu dengan Allah tetapi tidak dapat menatap wajahNya. Sekiranya golongan ini gagal menatap wajah Allah, apatah lagi golongan-golongan yang kufur kepadaNya.
Walaubagaimanapun mereka pasti bertemu denganNya tanpa jurubahasa ataupun perantara. Yang dimaksudkan bertemu Allah itu ialah mereka pasti berhadapan dengan mahkamah Allah (Mahkamah Qadhi Rabbul Jalil) itu tidak memerlukan bantuan malaikat untuk menjalan tugas pendakwaan, maupun sebarang juru bahasa untuk menterjemahkan segala perbuatan keji dan kemungkaran yang dilakukan oleh manusia.
Segala urusan daripada Hari Pendedahan segala rahsia perbuatan mungkar dan keji itu, segala penyerahan catatan akan dilakukan Allah sendiri. Rasulullah s.a.w menjelaskan bahawa setiap hamba pasti berdepan dengan Allah di akhirat.
Dalam hadis yang lain Rasulullah s.a.w menjelaskan mengenai Hari Pendedahan yang dilakukan oleh Allah terhadap hambaNya di akhirat, ada di kalangan manusia yang memohon kepada Allah supaya segala keburukan diri mereka tidak didedahkan di khalayak ramai kerana tidak sanggup menanggung malu yang amat sangat. Ada antara mereka menganggap lebih baik mereka terus dicampakkan ke neraka asalkan tidak didedahkan perbuatan mereka yang keji dan hodoh.
Di akhirat nanti, akan ada manusia yang sudah bersedia untuk terjun ke bawah neraka daripada dimalukan dikhalayak ramai. Begitulah keadaan gawat yang berlaku di Mahsyar apabila Allah melaksanakan sesi Yaumul “Ardh.
SUMBER
Saturday 9 November 2013
Doa penyeri dan pemanis wajah.
Posted By:
Unknown
on 18:22
Doa penyeri dan pemanis wajah.
Doa kecantikan untuk menaikan seri wajah atau muka daripada surah nabi yusuf.
Bagi sesiapa yang mengkehendaki supaya muka atau wajah nya berseri perlulah ia membaca surah Yusuf Ayat 4 (sebaik baiknya selepas solat)
Doa kecantikan untuk menaikan seri wajah atau muka daripada surah nabi yusuf.
Bagi sesiapa yang mengkehendaki supaya muka atau wajah nya berseri perlulah ia membaca surah Yusuf Ayat 4 (sebaik baiknya selepas solat)
SUMBER ---- http://azizulhakim91.blogspot.com/2012/12/petua-sentiasa-cantik-dan-kacak-naikkan.html
Subscribe to:
Posts (Atom)